Surabaya – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melalui
program penguatan ketahanan masyarakat melibatkan Forum Koordinasi
Pencegahan Terorisme (FKPT), Duta Damai dan Duta Santri. FKPT, Duta
Damai, dan Duta Santri menjadi mitra strategis untuk memperkuat
resiliensi masyarakat dalam mencegah penyebaran ideologi radikal
terorisme.
“Pentingnya kolaborasi yang dilakukan FKPT, Duta Damai, dan Duta
Santri seperti inilah yang dapat menumbuhkan daya tangkal atau daya
cegah dan perlawanan untuk mencegah teroris yang secara
terang-terangan ingin mengubah dasar negara kita,” ungkap Kepala BNPT,
Komjen Pol. Prof. Dr. H. Mohammed Rycko Amelza Dahniel, M.Si. dalam
kegiatan Silaturahmi Kepala BNPT bersama FKPT, Duta Damai dan Duta
Damai Santri Provinsi Jawa Timur di Hotel JW Marriot Surabaya, Jumat
(26/1/2024.
Kepala BNPT mengapresiasi FKPT, Duta Damai dan Duta Damai Santri Jawa
Timur yang sudah melakukan perlawanan untuk membangun resiliensi
sehingga pada tahun 2023 tidak ada kejadian terorisme (zero terrorist
attack) di Indonesia.
“Kita patut bersyukur walaupun Indonesia memiliki sel terorisme namun
pada 2023 tidak ada kejadian terorisme terjadi di negara kita”, lanjut
Ryco.
Menurutnya itu semua terjadi karena adanya peranan dari FKPT dan Duta
Damai juga Duta Santri yang telah melakukan pencegahan dan penangkalan
untuk melawan paham radikal terorisme. FKPT, Duta Damai, dan Duta
Santri memiliki pendekatan yang berbeda dalam menarasikan pencegahan
kepada masyarakat.
“BNPT tidak akan mempu melakukan proses ini sendiri karena tenaga,
kemampuan terbatas, waktu terbatas, maka program pencegahan terorisme
melakukan 5 pendekatan. Salah satunya berkolaborasi dengan FKPT dan
Duta Damai. Saat ini FKPT telah bergerak secara aktif di berbagai
bidang, begitu pula dengan Duta Damai dengan yang merepresentasikan
generasi muda”, ungkapnya.
Kepala BNPT mengapresiasi kerja keras FKPT dan Duta Damai yang telah
aktif melakukan kegiatan pencegahan paham radikal terorisme oleh
karena itu beberapa program yang telah dipaparkan akan disadur oleh
BNPT sebagai program nasional.
“Program Aswaja center dan Santri Talk yang merupakan program Duta
Damai Santri Jatim akan diadopsi untuk kampus kebangsaan dan sekolah
damai, aplikasi yang telah dibuat oleh Duta Damai Jawa Timur akan
dijadikan program nasional,” terangnya.
Dalam kesempatan yang sama, Deputi 1 BIdang Pencegahan Perlindungan
dan Deradikalisasi BNPT Mayjen TNI. H. Roedy Widodo mengungkapkan
bahwa tidak ada satu agama pun yang mengajarkan kekerasan. Tujuan
mereka adalah mengejar kekuasaan diatas negeri yang sudah berdiri.
Roedy menegaskan bahwa kini yang menjadi target utama untuk proses
radikalisasi adalah perempuan, anak dan remaja.
“Untuk itu, kita harus membangun ketahanan publik yaitu memberikan
kesadaran bahwa ideologi ini bisa merusak keutuhan bangsa dengan
public awareness, public engagement, multitaskholder collaboration”,
jelasnya.
BNPT memiliki tujuh program prioritas yang diharapkan dapat
menciptakan sekaligus menguatkan public awareness dan public
engagement dalam upaya bersama penanggulangan terorisme.
“Kami telah merancang program-program prioritas untuk membangun daya
tahan masyarakat yaitu Program Pemberdayaan Perempuan, Anak dan
Remaja, Program Pembentukan Desa Siap Siaga Desa Damai, Program
Pembentukan Sekolah Damai, Program Pembentukan Kampus Kebangsaan,”
lanjutnya.
Dalam kegiatan ini, Ketua FKPT, Ketua Regional Duta Damai dan Duta
Damai Santri telah memaparkan program yang sudah dilakukan pada tahun
2023.
Hadir juga dalam kegiatan ini Deputi 2 Bidang Penindakan dan Pembinaan
Kemampuan BNPT, Irjen Pol Ibnu Suhaendra, Direktur Pencegahan, Prof.
Dr. Irfan Idris, Plt Kasubdit Kontra Propaganda,
Letkol Hendro Wicaksono, Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat, Kolonel Sus
Harianto, Tenaga Ahli BNPT, Kombes Pol (Purn) Astuti Idris, Tenaga
Ahli BNPT, Brigjen Pol (Purn) Adi Kuntoro, serta 8 Pengurus FKPT Jawa
Timur, 12 Orang Duta Damai Jawa Timur, 5 orang Duta Damai Santri Jawa
Timur.