BNPT: Pakar IT Jangan Terpengaruh Paham Radikal!

Jakarta- Kejahatan di dunia maya menjadi perhatian di berbagai belahan dunia, tak terkecuali di Asia Tenggara. Untuk itu, melalui ASEAN CISO Forum 2018, ASEAN Chief Information Officer Association (ACIOA) melakukan diskusi panel bertema “Cyber Security in Disruptive Era” di Hotel Pullman, Jakarta Selatan, Senin (23/7/2018).

Salah satu ancaman keamanan siber adalah terorisme. Seperti yang dikatakan oleh Direktur Pencegahan BNPT, Brigadir Jenderal (Pol) Hamli, yang hadir sebagai narasumber dalam kegiatan tersebut bahwa kelompok teroris memanfaatkan dunia maya untuk berkomunikasi dan menyebarluaskan ideologi mereka.

Tidak hanya itu, kelompok teroris juga menyalahgunakan ilmu IT untuk melakukan peretasan pada lembaga keuangan untuk membiayai tindak kejahatan mereka. Kemampuan kelompok teroris untuk meretas tentunya akan merugikan lembaga keuangan dan memperlancar aksi teror mereka.

“Ada kasus pelaku teror sudah melakukan hack ke lembaga keuangan untuk membiayai mereka. Kami himbau kepada lembaga keuangan untuk melakukan tindakan preventif. Karena buat kami ketika mereka punya uang banyak, mereka akan lebih banyak melakukan operasinya” himbaunya di sela-sela forum.

Selain merugikan secara finansial, kemampuan teroris yang semakin maju di bidang keamanan siber juga berpotensi memperluas penyebaran ideologi radikal secara masif. Saat ini teroris tidak hanya memanfaatkan dunia siber sebagai jaringan komunikasi, tetapi juga memanfaatkan dunia maya sebagai tempat menyebarkan kemampuan dan pengetahuan di bidang terorisme.

“Orang Indonesia yang ikut kesana ada juga sarjana IT, akibatnya penyebaran ideologi mereka di dunia maya akan lebih masif untuk menyebarkan pahamnya, skill-nya, dan komunikasinya juga lewat situ” ujarnya.

Untuk mencegah penyebaran dan pemanfaatan dunia maya oleh kelompok teroris, Hamli menghimbau agar lembaga keuangan maupun industri lainnya melakukan pencegahan dengan penyeleksian SDM agar para pakar IT di perusahaan mereka tidak terpengaruh dan bergabung dengan ideologi radikal.

“Pencegahan salah satunya dapat dilakukan melalui SDM, artinya orang-orang yang pandai dalam bidang IT jangan sampai terpengaruh teroris” tambah Hamli.

Diskusi panel bertema keamanan siber ini merupakan salah satu rangkaian dari acara ASEAN CISO Forum 2018. Forum CISO ASEAN pertama ini, dihadiri 100-150 Chief Information Security Officer (CISO) dari Indonesia dan perwakilan ASEAN, serta representatif dari pemerintahan. Selain Direktur Pencegahan BNPT, diskusi panel juga diisi oleh beberapa narasumber lainnya, yaitu Dr. Amirudin Bin Wahab, CEO Cyber Security Malaysia, Aries Kurniawan, VP CISO Mandiri, dan praktisi IT, Budi Raharjo.