Surabaya- Saat ini ada beberapa daerah rentan di Indonesia yang sudah terkontaminasi paham radikal terorisme. Setidaknya ada 17 daerah rentan yang menjadi basis penyebaran narasi radikalisme di tengah masyarakat. Beberapa daerah tersebut misalnya : Surabaya, lamongan, jember, Madura dll.
Demikian ditegaskan oleh Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Pol. Ir. Hamli, M.E dalam kegiatan Dialog Penyuluh Agama dalam rangka Pencegahan Paham Radikal Terorisme se-Wilayah Jawa Timur di Hotel Vasa, Surabaya, Kamis (15/06/2017). Kegiatan ini merupakan kerjasama antara BNPT dengan Kementerian Agama dengan menghadirkan kurang lebih 300 penyuluh agama se-Jawa Timur.
Lebih lanjut Hamli menegaskan walaupun masyarakat menolak kekerasan dan terorisme, tetapi penyebaran radikalisme ini menjadi semakin kuat. “ Narasi radikalisme yang kerap menyebar di tengah masyarakat misalnya narasi ketidakadilan, umat terdzalimi, dan pemurnian Islam” tegasnya.
Karena itulah, Hamli mengharapkan keterlibatan para penyuluh agama untuk memberikan pencerahan melalui kegiatan kontra narasi di tengah masyarakat, terlebih di daerah rentan tersebut. Masyarakat yang sudah mempercayai narasi tersebut merupakan simpatisan yang sedikit lagi bisa jatuh dalam aksi kekerasan. Kelompok-kelompok itulah yang harus diberikan pencerahan oleh para penyuluh agama ini.
Kelompok terorisme memang tidak terlalu banyak tetapi menyebar di berbagai lini kehidupan. Dalam kesempatan itu, Hamli mengutip hasil riset Infid yang mengatakan bahwa 7% masyarakat berpotensi radikal dan 3% masyarakat sudah menjadi radikal. Menurut penelitian ini semakin muda orang yang di ajak berjihad semakin tinggi pula tingkat intolerannya. Inilah tugas para penyuluh agama untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat khususnya generasi muda yang rentan terpapar paham radikalisme.