BNPT: Menolak Perbedaan Bukan Budaya Bangsa Indonesia

Palangka Raya – Kepala Sub Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Dr. Hj. Andi Intang Dulung, M.H.I., mengajak pelajar SMA dan sederajat di Kalimantan Tengah untuk menghargai adanya perbedaan di Indonesia. Menolak perbedaan yang berpotensi memicu radikalisme dan terorisme ditegaskan bukan budaya bangsa Indonesia.

“Indonesia itu adalah kemajemukan, Indonesia itu adalah keberagaman. Adanya perbedaan di masyarakat merupakan anugerah yang harus disyukuri,” kata Andi Intang dalam pidato kunci pembukaan kegiatan Workshop BNPT Video Festival di Kota Palangka Raya, Rabu (17/5/2017).

Andi Intang mengingatkan para pelajar untuk selalu mewaspadai dan menghindari kemungkinan paparan paham radikal terorisme. Dikatakannya, radikal terorisme telah membuat bangsa Indonesia saling curiga dan memusuhi. Terorisme juga sudah mencabik-cabik ikatan persaudaraan dan nilai-nilai toleransi yang menjadi kultur budaya bangsa Indonesia.

Dalam pidatonya Andi Intang juga mengutip ulang pernyataan Presiden Joko Widodo saat melakukan pertemuan dengan tokoh-tokoh agama di Istana Negara, Selasa (16/5/2017) kemarin. Dia mendukung ajakan Presiden agar masyarakat menghentikan sikap saling bermusuhan yang belakangan berkembang pesat.

“Sekarang perbedaan pandangan dijadikan ancaman, perbedaan pendapat dianggap bahaya. Ini harus kita hentikan. Kita semua bersaudara, mari satukan langkah untuk kemajuan Indonesia,” tandas Andi Intang.

Tak lupa Andi Intang juga mengajak pelajar di Kalimantan Tengah untuk terlibat dalam BNPT Video Festival. Menurutnya, keterlibatan pelajar dalam kegiatan tersebut merupakan wujud dukungan dan kesediaan bergabung dalam upaya pencegahan terorisme. “Melalui video yang anak-anak sekalian buat nantinya, nantinya akan menjadi materi kampanye pencegahan terorisme,” ujarnya.

Staf Ahli Gubernur Kalimantan Tengah bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia, Yuel Tenggara, mendukung langkah BNPT menggelar lomba video pendek dan menggandeng pelajar sebagai pesertanya.

“Harapan kami kegiatan ini berkesinambungan, agar menjadi gagasan damai masyarakat luas, khususnya di Kalimantan Tengah,” ungkap Yuel.

Tema “Di Bawah Sang Merah Putih” juga dinilai oleh Yuel sangat tepat, mengingat kebhinekaan yang ada di Indonesia. Dia meyakini Kalimantan Tengah adalah provinsi cantik yang siap menjadi etalase penegakan Pancasila di Indonesia. “Masyarakat Kalimantan tengah bersama dengan Pemerintah siap menciptakan keamanan, kenyamanan, dan keramahtamahan,” tegas Yuel.

BNPT Video Festival merupakan salah satu metode yang dijalankan di kegiatan Pelibatan Pemuda dan Perempuan dalam Pencegahan Terorisme. Satu metode lainnya adalah Rembuk Kebangsaan Perempuan Pelopor Perdamaian, sebuah upaya mengajak kelompok perempuan menyadari peran penting yang dimilikinya untuk membantu terwujudnya perdamaian di masyarakat. [shk/shk]