Ambon – Direktur Perlindungan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Herwan Chaidir, meminta kalangan mahasiswa tidak menggunakan rasional yang salah dalam memahami sebuah ideologi keagamaan.
Hal itu disampaikan oleh Herwan saat membuka kegiatan Pelibatan Lembaga Dakwah Kampus (LDK) dalam Pencegahan Terorisme di Universitas Pattimura, Ambon, Rabu (15/3/2017).
“Salah satunya di al Quran ada ayat yang menyebutkan boleh membunuh setiap kafir yang kita temui. Jangan ditelan mentah-mentah ayat itu,” kata Herwan di hadapan seratusan mahasiswa.
Ditambahkan oleh Herwan, dalam konteks kehidupan berdemokrasi di Indonesia, setiap warga negara memiliki hak untuk memeluk agama yang diakui sesuai dengan keyakinannya masing-masing.
“Jadi tidak bisa pemeluk sebuah agama menganggap pemeluk agama lainnya kafir dan layak untuk dibunuh. Sikap merasa paling benar dalam beragama itulah yang menjadi salah satu pemicu munculnya paham radikal terorisme,” jelas Herwan.
Perwira polisi penyandang bintang satu tersebut juga mengatakan, LDK dibentuk untuk menghasilkan generasi insani yang toleran dan cinta damai. “Jangan biarkan LDK disusupi pemahaman eksklusif terhadap kelompok sendiri, dan merasa paling benar dalam komunitas sosial dan keagamaan,” pesannya.
Ketua FKPT Maluku, Abdul Rahim Uluputty, mengatakan kegiatan Pelibatan LDK dalam Pencegahan Terorisme dilaksanakan dengan tujuan memberikan pembekalan untuk generasi penerus Maluku untuk menolak sikap antitoleran, antikekerasan, radikalisme dan terorisme.
“Maluku tidak aka nada jika tak ada Indonesia, dan Maluku tidak ada tanpa kearifan lokal. Apakah kearifan lokal di Maluku? Kearifan lokal itu adalah toleransi yang harus terus kita jaga dan pupuk,” tegas Uluputty.
Pelibatan LDK dalam Pencegahan Terorisme dilaksanakan oleh BNPT bersama Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT), dan akan diselenggarakan merata di 32 provinsi se-Indonesia. [shk]