Bali- Pesatnya pertumbuhan tekhnologi dan arus informasi serta komunikasi ibarat pisau bermata dua, satu sisi ia memberikan jaminan kecepatan informasi sehingga memungkinkan para pemuda kita untuk peningkatan kapasitas pengetahuan dan skill. Namun, pada sisi yang lain membawa dampak negatif melalui banyaknya sebaran informasi desdruktif mulai dari narkoba, radikalisme sampai dengan terorisme.
Penyebaran konten radikalisme dan terorisme di dunia maya semakin tidak terbendung dengan semakin mudahnya penyebaran informasi melalui internet. Pemuda menjadi rentan sebagai obyek dan sasaran konten radikal yang banyak menghabiskan waktu berselancar di dunia maya.
“Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) memberikan perhatian yang sangat serius terhadap terorisme di dunia maya ini karena berhubungan erat dengan pemuda” demikian ditegaskan oleh Kasi Pemberdayaan Masyarakat BNPT, Setyo Pranonowo, pada kegiatan Workshop Video Pendek BNPT kepada Pelajar di Bali (24/04/2018).
Lebih lanjut Setyo menjelaskan kecepatan informasi melalui internet justru generasi baru yang memiliki pola pikir serba cepat, serba instan, lintas batas cenderung individualistik dan pragmatik. Karenanya, butuh pendekatan dengan gaya bahasa anak muda untuk menangkal penyebaran konten radikal salah satunya dengan pembuatan video pendek.
Hadir sebagai salah satu narasumber, Tjandra Wibowo, Praktisi Film yang memberikan pelatihan skill terhadap siswa. Menurutnya, pendekatan melalui pembuatan video ini menjadi sarana efektif dalam meningkatkan daya tangkal generasi muda.
“pendekatan lunak dalam berbagai bentuk salah satunya melalui pelatihan dan lomba videopendek pelajar SMA, SMK dan sedrajat sebagai salah satu metode yang efektif meningkatkan daya tangkal masyarakat, khususnya generasi muda dalam menolak ajakan kekerasan.”tegas Tjandra.
Hadir juga sebagai narasumber Sha Ine Febriyanti, artis sekaligus sutradara untuk memberikan motivasi dan berbagi pengalaman kepada peserta. Kegiatan lomba video pendek ini, menurutnya, merupakan iktiar kolektif seluruh bangsa untuk terlibat dalam penanganan radikalisme dan terorisme.
“Harapan saya akan banyak yang lahir insan-insan perfilman baru yang segar dan dapat menularkan semangat kebangsaan, nasionalisme dan cinta tanah air dalam filmnya kelak” tegasnya.
Kegiatan ini sudah dilaksanakan oleh BNPT sejak tahun 2016 dengan tema kita boleh beda. Pada tahun ini tema yang diusung adalah “Di bawah Sang Merah Putih”. Kegiatan yang melibatkan digelar di SMA 1 Sukawati, Gianyar Bali ini melibatkan 180 pelajar.