Gorontalo – Muncul dan berkembangnya radikalisme dan terorisme diyakini banyak pihak sebagai akibat dari terkikisnya nilai-nilai seni dan budaya pada masyarakat. Hal ini berakibat pada hilangnya kecintaan masyarakat terhadap budaya luhur dan kearifan lokal yang ada, dalam kondisi ini radikalisme dan terorisme sangat mudah masuk dan berkembang.
Hari ini, Kamis, (29/09/16) Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Gorontalo, mengadakan Dialog Pelibatan Masyarakat Dalam Pencegahan Paham Radikal dan Terorisme Melalui Perspektif Sosial Budaya di Ballroom Garand Quality Hotel, Gorontalo.
Diwakili oleh Drs. Anwar Sanusi, MT., MM, BNPT menunjukkan bahwa hampir setiap tahun serangan teror bom selalu ada. “Artinya, inilah saatnya untuk kita terus menanggulangi terorisme di Indonesia, seperti halnya yang kita lakukan di pagi ini,” ungkapnya.
Kegiatan dialog pencegahan semacam ini memang telah menjadi agenda rutin BNPT, melalui dialog, informasi yang benar terkait radikalisme dan terorisme dapat tersampaikan kepada masyarakat. Sementara untuk BNPT, dialog seperti ini membantu mereka untuk mendapat informasi maupun saran dan keluhan dari masyarakat terkait terorisme dan upaya penanggulangannya.
Anwar pun mengingatkan kepada para peserta yang hadir untuk tidak hanya menggunakan tema terorisme sebagai bahan dialog, tetapi mengejawantahkannya di lapangan, yakni dengan turut ambil bagian dalam penanggulangan terorisme, utamanya dalam hal pencegahan. Ia meyakinkan semua pihak bahwa terorisme dapat dilawan, dan masyarakat dapat terlibat aktif dalam upaya itu.