Bogor – Ancaman terorisme di Indonesia yang meningkat, telah menciptakan kondisi rawan yang mengancam hak dan rasa aman dan stabilitas keamanan sosial. Dalam rangka pencegahan dan penanggulan terorisme dibutuhkan strategi, kebijakan, dan program yang sistematis, terencana, dan terpadu.
Pemerintah Indonesia sendiri melalui Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sangat konsen menuntaskan permasalahan terorisme ini. Karena dalam setiap kali melakukan pertemuan bilateral maupun multirateral, negara lain kerap menyatakan bahwa Pemerintah Indonesia memiliki konsep yang berbeda dalam pemberantasan terorisme.
Sebagai perwujudan komitmen Pemerintah Indonesia dalam penguatan strategi dan kebijakan nasional di bidang penanggulangan ekstrimisme berbasis kekerasan yang mengarah pada terorisme disusunlah Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstrimisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme Tahun 2020 – 2024.
Salah satu pelaksanaan mandat RAN PE tersebut, Sub Direktorat Pemulihan Korban Aksi Terorisme, pada Direktorat Perlindungan di Kedeputian I bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT telah menginisiasi kegiatan silaturahmi antara para korban terorisme atau Penyintas dalam sebuah organisasi yang disebut “FORSITAS (Forum Silaturahmi Penyintas) Centre”.
Yamg mana inisiatif tersebut dilanjutkan melalui acara Silaturahmi Kebangsaan antara Penyintas dengan mantan Narapidana Kasus Terorisme (Mitra Deradikalisasi) bertema Rekonsiliasi Menuju Indonesia Damai yang berlangsung di Royal Safari Garden, Cisarua, Kab. Bogor pada Selasa- Kamis (30 Maret – 1 April 2021.
Kasubdit Pemulihan Korban Aksi Terorisme BNPT, Kolonel Czi. Roedy Widodo dalam laporannya saat pembukaan acara mengatakan bahwa Silaturahmi antara Penyintas dengan Mitra Deradikalisasi ini sebagai upaya untuk mewujudkan Rekonsiliasi Nasional antara penyintas dengan mantan narapidana kasus terorisme.
“Kegiatan ini sebagai sarana silaturahmi di antara korban tindak pidana terorisme/penyintas dengan mitra deradikalisasi dan sebagai wadah koordinasi dalam rangka pelaksanaan program kegiatan operasionalisasi pemulihan korban aksi tindak pidana terorisme,” ujar Kolonel Roedy Widodo.
Oleh karena itu menurutnya, dengan adanya silaturahmi tersebut tentunya bertujuan agar terbentuk suatu forum yang dapat mempertemukan, membangun silaturahmi dan kemitraan antara penyintas dan mitra deradikalisasi.
“Yang mana dengan adanya silaturahmi ini bertujuan untuk dapat meningkatnya partisipasi dan kemitraan antara korban tindak pidana terorisme dan mitra deradikalisasi dalam pencegahan dan penanggulangan terorisme,” ujar alumni Akmil tahun 1990 ini.
Lebih lanjut Kasubdit Pemulihan Korban menjelaskan bahwa acara silaturahmi kebangsaan ini juga ada pencerahan pencerahan yang diberikan dari Kementerian / Lembaga kepada para penyintas dan mitra deradikalsiasi.
“Para peserta mendapatkan pembekalan mengenai bagaimana potensi ataupun peluang-peluang usaha, wirausaha dan mendapatkan kesempatan lapangan pekerjaan untuk mereka semua dari Kementerian Ketenagakerjaan dan Kementerain Koperasi dan UKM,” ujarnya menjelakan.
Acara tersebut juga diisi dengan pelaksanaan deklarasi nasional sebagai upaya untuk menciptakan perdamaian yang akan dilakukan para penyintas dan mitra deradikalisasi. “Kemudian juga ada kegiatan pemberian hadiah lomba-lomba yang diberikan kepada para penyintas dan mitra deradikalisasi dalam rangka untuk membuat suatu produk produk unggulan seperti makanan ataupun pada produk wirausaha yang lainnya agar dapat bersaing dengan dunia luar,” ujarnya.
Dirinya menjelaskan kalau pihaknya juga bekerja sama dengan dari NGO (Non Govermental Organization) dari yayasan dan sebagainya seperti halnya dari Yayasan Pelita Harapan Bangsa. Pihaknya juga memberikan apresiasi kepada Mitra berupa sertifikat dan piagam.
“Kemudian juga kita ada kegiatan berupa perjanjian penandatanganan perjanjian kerjasama antara BNPT dengan PT PNM (Permodalan Nasional Madani) sebagai upaya bersinergi dengan BNPT tentang Sinergi dalam Membangun Kesejahteraan Masyarakat dalam Rangkah Mencegah Paham Radikal Terorisme,” ujanrya..
Tak hanya itu, selama acara para peserta juga diajak melakukan kegiatan outdoor berupa kegiatan outbound dan juga siangnya sampai dengan sore kita akan melakukan melakukan outing ke Taman Safari.
“Ini sebagai bentuk apresiasi kita kepada teman-teman binaan kita kita agar mereka juga terbina bukan hanya saja masalah bagaimana pengetahuan psikososial, tapi juga masalah psikologis dan spiritualnya juga kita perhatikan juga,” katanya mengakhiri.
Acara ini dibuka langsung oleh Kepala BNPT, Komjen Pol. Dr. Boy Rafli Amar, MH yang juga disaksikan langsung oleh Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), Dr. Hasto Atmojo Suroyo, M.Krim. Hadir pula Sekretaris Utama (Sestama) BNPT, Mayjen TNI Untung Budiharto serta Direktur Utama (Dirut) PT PNM, Arief Mulyadi.
Turut hadir pula Direktur Perlindungan BNPT, Brigjen Pol. Drs Herwan Chaidir, Isnpektur BNPT, Kepala Biro Perencanaan, Hukum dan Humas BNPT, Kasubdit Pemulihan Korban Aksi Terorisme BNPT Kolonel Czi. Roedy Widodo dan pejabat BNPT lainnya.