Jakarta – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melalui Direktorat Perlindungan Deputi I tengah bergerak cepat guna menyelesaikan Standar Operasional Prosedur (SOP) Sistem Keamanan Destinasi Wisata dalam menghadapi ancaman terorisme. Ini adalah bagian dari upaya perlindungan BNPT melalui Direktorat Perlindungan dengan pelaksana Sub Direktorat Lingkungan.
Untuk merumuskan SOP tersebut, Subdir Lingkungan Direktorat Perlindungan Deputi I BNPT menggelar Focus Group Discussion (FGD) Sosialisasi SOP Sistem Keamanan Destinasi Wisata Dalam Menghadapi Ancaman Terorisme di Sahati Boutique Hotel, Jakarta, Kamis (22/10/2015). Kegiatan ini melanjutkan kegiatan serupa yang digelar sehari sebelumnya yaitu FGD Sosialisasi SOP Sistem Keamanan Kantor Pemerintahan.
Direktur Perlindungan Deputi I BNPT Brigjen Pol Drs H Herwan Chaidir mengatakan kegiatan ini adalah tindak lanjut dari beberapa program Perlindungan yang tengah digodok BNPT. Diharapkan dengan adanya SOP ini sistem keamanan destinasi wisata memiliki landasan yang kuat dalam mencegah terjadinya aksi terorisme.
FGD Sosialisasi SOP Sistem Keamanan Destinasi Wisata Dalam Menghadapi Ancaman Terorisme menghadirkan beberapa pakar dan ahli kriminologi, juga dari lembaga dan instansi terkait. Mereka antara lain dari Kementerian Pariwisata, Dirjen Imigrasi, Dirjen Bea Cukai, Dinas Pariwisata DKI Jakarta, Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Seluruh RSUD/RSUP di Jakarta, juga Dinas Pemadam Kebakaran.
Hadir pula dari unsur TNI/Polri seperti Densus 88 AT Polri, Direktur PAM Obvit Baharkam, Mabes Polri Direktur Pembinaan Mabes Polri, Asops Operasi Kasum TNI, Direktur 32 Deputi III BIN, Direktorat Kemanan BAIS TNI. Dari kalangan mitra hadir dari TMII, Kebun Raya Bogor, Museum Nasional, Taman Impian Jaya Ancol, Museum Fatahillah, Gedung Sumpah Pemuda, Sarinah Plaza, Senayan City, Plaza Indonesia, Ambassador Mal, Hotel Borobudur, Pacific Place, DPP PHRI, Asosiasi Kuliner, ASPRI, ASKOBI, FKPT DKI Jakarta, Departemen Kriminologi UI, Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid, Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti, Akademi Pariwisata Indonesia, dan Yayasan Indonesia Terampil.
“Kami berharap seluruh peserta bisa berperan aktif memberikan masukan dan tanggapan agar SOP ini benar-benar menjawab kebutuhan dalam sistem keamanan destinasi wisata dalam menghadapi ancaman terorisme,” kata Herwan Chaidir.