Mamuju – Direktur Pencegahan BNPT, Brigadir Jenderal (Pol) Hamli, hadir di kegiatan Workshop Lomba Video Pendek BNPT di Mamuju, Sulawesi Barat, Kamis (19/7/2018). Kepada pelajar peserta kegiatan, dia berpesan agar menolak setiap ajakan pergaulan secara online yang tak memiliki manfaat positif.
“Berjejaringkan secara online dengan positif. Gunakan media sosial sebagai media yang dapat membuka wawasan,” pesan Hamli di hadapan 167 pelajar setingkat SMA dan sederajat.
Dalam paparannya Hamli mengungkapkan beberapa contoh generasi muda yang terpapar radikalisme melalui media online, yang pada akhirnya terjerat di dalam jaringan pelaku terorisme. “Radikalisme merupakan pemantik terorisme,” tambahnya.
Penggunaan media sosial secara positif, masih kata Hamli, di antaranya adalah menjadikannya sarana penyebarluasan video bermuatan positif. BNPT dan FKPT memfasilitasi pelajar untuk terlibat dalam pencegahan terorisme melalui lomba video pendek.
Terkait kegiatan tersebut, Hamli menyebut BNPT telah menghadirkan narasumber-narasumber berkompeten untuk melatih pelajar membuat video. “Di sini ada Pak Mathias Muchus. Belajarlah kepadanya dengan baik dan hasilnya video terbaik. Kalian tidak hanya mendapatkan ilmu, tapi hadiah yang besar jika karya kalian dinilai bagus,” tandasnya.
Kepada pelajar peserta kegiatan Hamli juga menyebut tema perlombaan tahun ini sangat bagus, yaitu “Menjadi Indonesia”. Peserta kegiatan diajak tidak hanya mengenali keragaman di Indonesia, namun juga mengangkatnya ke dalam sebuah karya yang dilombakan.
“Walisongo contohnya, menyebarkan Islam tidak dengan kekarasan, tapi sebaliknya terjadi akulturasi. Masih banyak contoh keragaman di Indonesia yang jangan dijadikan alasan perpecahan, tapi jadikan sebuah karya untuk pencegahan terorisme,” pungkas Hamli.
Kegiatan Workshop Lomba Video Pendek merupakan rangkaian dari lomba pembuatan video untuk pelajar SMA dan sederajat yang dilaksanakan BNPT dan 32 FKPT se-Indonesia dalam tiga tahun terakhir. Melalui lomba ini, BNPT telah mampu menyuguhkan 12.000 video di media sosial Youtube sebagai kontrapropaganda terhadap radikalisme dan terorisme. [shk/shk]