Nusa Dua – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dalam menanggulangi radikalisme dan terorisme bukan saja di satu lini, tetapi meliputi semua lini yakni mulai dari hulu hingga ke hilir.
Hal tersebut dikatakan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol. Drs. Suhardi Alius, MH, menanggapi pertanyaan wartawan dalam jumpa persnya pada acara APEC Counter Terorism Working Group ( APEC CTWG) bertema Streingthening Tourism Businnes Resilience Against The Impact Terorist Attack yang digelar di Nusa Dua, 9-10 Mei 2017.
“Di BNPT kita punya satgas yang menangangi masalah radikalisme terorisme yang bertugas memantau segala hiruk pikuk gerakan radikalisme terorisme di dunia maya. Propaganda mereka di dunia maya sudah masih sekali, dan tentunya itu harus kita counter,” ujar Kepala BNPT.
Jenderal berpangkat bintang tiga kelahiran Jakarta, 10 Mei 1962 ini mengatakan bahwa, saat ini pola radikalisme terorisme dalam merekrut anggotanya tidak saja melakukan pertemuan tatap muka secara langssung, tetapi juga secara tidak langsung dengan melalui dunia maya.
“Pembaitan sudah tidak lagi dilakukan secara face to face tetapi melalui online. Tidak sedikit anak anak muda dan bahkan orang dewasa yang terkapar radikalisme dan terorisme melalui dunia maya,” kata alumni Akpol tahun 1985 yang pernah menjadi Sekretaris Utama (Sestama) Lemhanas RI ini.
Mantan Kabareskrim Polri ini memberikan contoh, beberapa waktu yang lalu seorang professorbeserta istrinya juga bergelar professor dengan memiliki satu anak yang juga berpendidikan tinggi meninggal hanya dua bulan setelah mengetahui bahwa anak semata wayang terkapar radikalsime dan terorisme.
“Orang tuanya tahunnya anaknya baik-baik saja karena prestasi akademiknya selalu bagus. Begitu tahu anaknya terpapar radikal terorisme, batapa kagetnya dia, dan akhirnya bapaknya duku yang meninggal dan tidak lama baru disusul ibunya. Ini menunjukkan bahwa kalangan intelektual juga mulai menjadi sasaran radikalisme terorisme apakah itu karena pergaulan di kampus atau tempat tempat lain,” kata mantan Kapolda Jawa Barat ini
Untuk itu menurut pria yang pernah menjadi Kepala Divisi Humas Polri, diperlukan sinergitas dari semua pihak untuk bersama-sama dalam upaya penanggulangan terorisme yang sedang berkembang di tengah tengah kita. “Kami melakukan sinergitas dengan beberapa Kementerian atau Lembaga (K/L). Awalnya 17, lalu meningkat menjadi 25 dan sekarang sudah 31 K/L untuk bersinergi bersama-sama dalam menanggulangi paham radikal terorisme dari hulu hingga hilir,” kata mantan Kapolres Metro Jakarta Barat dan Kapolres Depok ini mengakhiri.
(Laporan Dr. Suaib Tahir MA)