Jakarta – Subdit Pengamanan Obyek Vital dan Transportasi pada Direktorat Perlindungan Kedeputian I Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) kembali menghimpun para stakeholder yang terkait dengan object vital dengan menggelar konsiyering untuk membicarakan dan menguji modul Standar Operasional Prosedur (SOP) Sistem Keamanan Obyek Vital Nasional yang telah disusun dalam rangka pengamanan sektor Ketenagalistrikan dari ancaman terorisme.
Konsiyeringi yang diselenggarakan di hotel Cipta, Jakarta pada Selasa (17/10/2017) ini dihadiri oleh para stakeholder khususnya Perusahaan Listrik Negara (PLN), unsur TNI/Polri serta pihak terkait lainnya.
“Pertemuan ini untuk menguji modul SOP ini menjadi sangat penting mengingat object vital di sektor ketenagalistrikan merupakan sasaran utama para teroris yang ingin menciptakan kekacauan dalam satu tempat,” ujar Kasubdit Pengamanan Object Vital dan Transportasi Kolonel Mar. Purwanto Djoko Purwanto dalam sambutannya
Lebih lanjut alumni AAL tahun 1992 ini menjelaskan bahwa ancaman terorisme merupakan suatu hal yang tidak dapat diabaikan karena dalam sejarahnya sejak awal kemerdekaan ancaman ini sudah ada dan pemerintah dalam menghadapi ancaman ini dengan berbagai kebijakan. Setiap pemerintahan atau era berbeda kebijakan termasuk di eta reformasi yang menggunakan pendekatan hukum
“Saat ini ancaman nyata terorisme semakin meningkat dengan massifnya penyebaran paham Radikalisme yang bukan saja menyasar kelompok tertentu tetapi juga mahasiswa dan kampus kampus serta sekolah sekolah,” ujar pria yang dalam karir militernya ini dibesarkan di lingkungan pasukan Intai Amfibi Marinir ini
Oleh karena itu lulusan terbaik dan peraih penghargaan Adhi Makayasa aspek Laut ini menegaskan bahwa BNPT sebagai leading sector dalam penanggulangan terorisme mutlak menjalin kerjasama dengan semua pihak khususnya yang terkait erat dengan penanggulangandan pencegahan serta perlindungan
Dalam sambutannya dirinya juga menjelaskan tentang kebijakan kebijakan BNPT dalam penanggulangan dan pencegahan terorisme yang dikenal dengan soft approach atau pendekatan lunak yang diimplementasikan dalam berbagai program riil di lapangan.