Jakarta – Sebagai lembaga pendidikan tertua di Indonesia, pesantren telah melahirkan banyak alumni yang memiliki peran penting dalam mewujudkan ajaran agama yang damai dan mendamaikan. Pola pengajaran yang menekankan pada penghayatan ajaran agama melalui pengalaman nyata selama tinggal di pesantren telah menempa para santri untuk dapat memberikan yang terbaik bagi agama dan negeri.
Dalam perkembangannya, pesantren nyatanya tidak hanya berkutat pada urusan mendidik para santri, karena lembaga ini telah pula memberi andil dalam segala upaya terkait pencegahan dan penanggulangan merebaknya tafsir-tafsir sempit atas ajaran agama yang mengajak pada kekerasan dan permusuhan, termasuk radikalisme dan terorisme.
Hal ini salah satunya ditunjukkan dengan dukungan penuh pesantren terhadap berbagai upaya pemerintah dalam menanggulangi masalah radikalisme dan terorisme. Apalagi pondok pesantren dihuni oleh para santri yang notabene generasi muda harapan bangsa di masa mendatang.
Bukan rahasia lagi bahwa generasi muda dijadikan sebagai sasaran utama penyebaran paham radikalisme, karenanya BNPT harus merangkul para pimpinan pondok pesantren untuk bersama-sama mencegah penyebaran paham radikalisme dan terorisme. Koordinasi dan kerjasama ini sangat penting agar terbangun komunikasi yang baik antara pemerintah dan masyarakat.
Ini juga menjadi bagian BNPT, sebagai kepanjangan tangan pemerintah dalam penanggulangan terorisme dengan melakukan silatulfikir (tukar gagasan/dialog), tujuannya agar masyarakat dapat memahami makna agama secara lebih baik. Upaya dialog memang menempati posisi penting dalam usaha untuk mencegah penyebaran paham radikalisme dan terorisme, karena ideologi telah dijadikan bagian dari perang politik. Diharapkan dengan adanya dialog secara kontinyu, agar terjadi reorientasi pemikiran, reintegrasi sosial, dan restrukturasi politik dalam pencegahan terorisme.
Kerjasama BNPT dan Pimpinan Pondok Pesantren itu diwujudkan dengan akan digelarnya Dialog Pencegahan Paham Radikal Terorisme dan ISIS di Kalangan Pimpinan Pondok Pesantren se-Jabodetabek di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Kamis (23/6/2016). Dialog ini akan menghadirkan narasumber Anggota Dewan Penasehat Presiden KH Hasyim Muzadi, Deputi I BNPT Mayjen TNI Abdul Rahman Kadir, Cendekiawan Muslim Prof. Dr. Azyumardi Azra, Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Pol. Drs. Hamidin, Pimpinan Pondok Pesantren Al Mizan Sumedang yang juga Anggota Komisi VIII DPR RI dari Fraksi PKB KH. Maman Imanulhaq, mantan teroris Abdurrahman Ayyub dan Ali Fauzi, serta korban bom Marriot Tony Sumarno