Yogyakarta — Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) kali ini kembali menggandeng salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia, Muhammadiyah untuk memerangi terorisme. BNPT bekerjasama dengan Muhammadiyah menyelenggarakan Dialog di Kampus Universitas Muhammadiyah Yogjakarta yang dihadiri oleh ribuan mahasiswa dan siswa-siswi yang berasal dari berbagai sekolah di Yogyakarta. Dialog ini juga dihadiri oleh tokoh-tokoh Muhammadiyah dan sejumlah pejabat Pemda setempat, serta tokoh-tokoh agama di Yogyakarta.
BNPT tahun ini telah menyelenggarakan sejumlah dialog dengan berbagai ormas dan organisasi massa di seluruh Indonesia, antara lain KNPI di Medan, Universitas di Semarang, para imam dan dai di Solo, para pemimpin pesantren di Cirebon dan para rohis sekolah SMA sejabodetabek serta para pemimpin pesantren.
Ini sebagaimana disampaikan oleh Kasubdit Pengawasan dan Kontra Propaganda BNPT, Kolonel Inf. Dadang Hendrayuda dalam briefing di UMY menjelang persiapan dialog dimaksud. Dadang juga menekankan bahwa dialog yang diselenggarakan oleh BNPT dengan berbagai stakeholder dimaksudkan untuk mempersamakan visi mengenai terorisme dan ancamannya bahwa terorisme benar ada di sekitar kita dan bukan rekayasa sebagaimana yang selama ini diberitakan. “Kita ingin semua pihak sadar dan memberikan konstribusi dalam penanggulangan terorisme” tegas Dadang.
Ia juga menyinggung bahwa pihaknya menghadirkan narasumber yang dianggap memiliki kapabilitas dalam masalah agama dan juga menghadirkan para mantan teroris dan korban aksi teroris, tujuannya supaya semua pihak yakin bahwa teroris betul ada dan menjadi ancaman besar bagi kita semua.
Dialog pencegahan paham radikalisme dan terorisme ISIS yang diselenggarakan oleh BNPT bekerjasama dengan Muhammadiyah tanggal 28 Juli 2016 bertempat di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta merupakan rangkaian kegiatan BNPT selama tahun 2016 yang diarahkan pada semua elemen untuk mencegah berkembangnya paham radikal terorisme dan ISIS yang kini penyebarannya marak dilakukan di duna maya dan tidak sedikit WNI yang bergabung ke organisasi teroris itu yang mengambil arena aksi pembantaian dan pembunuhan di Irak dan Suriah.