Jakarta – Banyaknya situs berisi konten propaganda radikal terorisme bisa mempengaruhi mental dan ideologi bangsa Indonesia. Ini menjadi ancaman serius bagi keamanan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Untuk itu perlu adanya counter dengan kontrapropaganda yang dilakukan oleh pengelola situs moderat, organisasi kepemudaan dan masyarakat agar dapat mengimbangi konten paham radikal dan ISIS yang dapat melakukan perubahan pola penyebaran pahamnya dari konvensional melalui rekrutmen dan baiat secara langsung tetapi saat ini baiat dan pelatihan bias dilakukan secara online.
“Badan Nasional PenanggulanganTerorisme (BNPT) terus bersinergi dengan penggiat dunia maya dalam hal ini pengelola media moderat, organisasi kepemudaan dan organisasi masyarakat. Untuk memproduksi konten positif dalam rangka mencegah penyebaran paham radikal terorisme dan ISIS di dunia maya melalui kegiatan yang gelar mulai hari ini yaitu Workshop Pencegahan Propaganda Radikal Terorisme di Dunia Maya Bersama Media OKP dan Ormas,” kata Kasubdit Pengawasan dan Kontra Propaganda BNPT, Drs Sujatmiko, Rabu (22/3/2017).
Ia menguraikan, kegiatan ini adalah hasil kolaborasi dengan NU Online dengan tujuan untuk menyamakan persepsi terkait pencegahan paham radikal terorisme dan memberikan pemahaman dan pengetahuan tentang paham radikal terorisme. Selain itu untuk membangun daya tangkal masyarakat melalui media moderat serta melindungi generasi muda dari konten propaganda radikal terorisme. Juga untuk menggelorakan prinsip bela negara, setia dan cinta NKRI, implementasi ajaran agama yang damai, serta mencegah pengaruh ajaran terorisme.
Sujatmiko menjelaskan saat ini pengguna internet di indonesia sangat besar baik dapat membawa dampak positif maupun negatif bagi masyarakat. Menurut data yang diterbitkan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pemuda merupakan pengguna terbesar dari internet di Indonesia yang hampir mencapai setengah dari pengguna internet di Indonesia. Pada tahun 2016 angka pengguna internet telah mencapai 132,7 Juta dari 256,2 juta penduduk Indonesia.Kenaikan yang cukup signifikan dari 2014 yang hanya mencapai 88,1 juta naik sekitar 51,8 % dan menurut data jumlah pengguna Facebook di Indonesia mencapai 82 juta (Tahun 2015) dengan urutan ke – 4 (empat) di dunia.
“Perkembangan pengguna internet menjadi potensi sekaligus ancaman radikalisme dan terorisme di dunia maya,” tukas Sujatmiko.