BNPT Gandeng Da’i Kalteng Berantas Bahaya Laten Terorisme

Sampit – Dialog dengan masyarakat merupakan salah satu langkah yang ditempuh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dalam melakukan tindak pencegahan penyebaran paham radikal-terorisme di seluruh indonesia. Melalui kegiatan dialog, BNPT memberikan informasi yang benar tentang terorisme dan upaya-upaya penanggulangannya, serta mendengar langsung aspirasi dari masyarakat terkait bahaya radikalisme dan terorisme. Salah satu sasaran dialog pencegahan terorisme adalah para pemuka agama dan da’i, merekalah ujung tombak penyebaran ajaran agama di tengah-tengah masyarakat.

Hal itu pula yang dilakukan BNPT hari ini di Sampir, Kalimantan Tengah. Menggandeng para da’i, guru agama dan sejumlah tokoh masyarakat, BNPT menggelar Dialog Pencegahan Terorisme di aula hotel Wera, Sampit. Kegiatan ini dihadiri oleh guru besar UIN Makassar, Prof. Dr. Hamdan Juhannis, MA, Dr. Saifuddin Zuhri, MA dari The Nusa Institute dan dua narasumber lainnya.

Dalam paparan yang disampaikan oleh Drs. Nurul Edi, M. Si., selaku ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Kalimantan Tengah, kegiatan ini dimaksudkan untuk mendorong seluruh elemen masyarakat untuk melakukan pencegahan dini di lingkungannya masing-masing dari bahaya radikalisme dan terorisme.

Selain itu, kegiatan hari ini juga ditujukan untuk membangun koordinasi dengan berbagai ormas di Kalimantan Tengah untuk menyatukan persepsi mengenai bahaya laten terorisme dan langkah-langkah pencegahan dininya.

“Setelah kegiatan ini, diharapkan peserta terlibat langsung hingga ke akar rumpun dalam menghambat perkembangan paham kekerasan tersebut,” jelasnya.

Sementara itu, prof Hamdan menegaskan bahwa terrorisme bukan hanya disebabkan oleh kesalahan dalam memahami dan melaksanakan peritah agama, ada banyak factor lain yang berperan di dalamnya.

“Ketidakadilan, kemiskinan, pengangguran, generasi muda yang tidak memiliki prospek, dan generasi salah asuh menjadi bagian dari pemicu timbulnya kelompok terorisme” paparnya.

Karenanya ia juga menyebut bahwa terorisme merupakan tanggungjawab semua pihak. Ia pun mengajak peserta dialog untuk turut membentengi masyarakat dari bahaya radikalisme dan terorisme dengan memberikan dakwah yang baik dan sesuai dengan tuntunan agama.