Halmahera Barat – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menilai faktor ekonomi dan pendidikan bukan faktor tunggal penyebab terjadinya terorisme. Dalam penanganannya juga dibutuhkan pendekatan dan pelibatan masyarakat dari berbagai elemen.
Hal ini terungkap dalam kegiatan Penguatan Aparatur Kelurahan dan Desa dalam Pencegahan Terorisme di Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara, Kamis (22/3/2018). Kegiatan ini dilaksanakan oleh BNPT dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Maluku Utara.
“Ekonomi dan pendidikan merupakan salah satu faktor, tapi tidak bersifat tunggal. Ideologi terorisme lahir karena multi faktor, beberapa di antaranya juga karena penafsiran yang salah terhadap ajaran agama,” kata Kepala Seksi Penelitian dan Evaluasi Subdirektorat Pemberdayaan Masyarakat BNPT, Puput Agus Setiawan.
Puput mengungkapkan, di beberapa kasus memang ekonomi menjadi faktor utama, salah satunya yang terjadi pada pelaku peledakan bom di hotel JW Marriot, Jakarta, beberapa tahun silam. Dalam video testimoni yang ditinggalkannya, pelaku mengakui kemiskinan menjadikannya putus asa dan memilih jalan pintas menjalani aksi bom bunuh diri.
“Ini yang harus kita sampaikan ke masyarakat, bom bunuh diri tidak menyelesaikan masalah kemiskinan. Sebaliknya, sesuai ajaran agama, melakukan aksi pengeboman adalah dosa besar,” tambah Puput.
Pada tahun anggaran 2018 BNPT dan FKPT di antaranya memilih melibatkan aparatur kelurahan dan desa dalam pencegahan terorisme. Khusus di bidang ekonomi, aparat pemerintahan diharapkan mampu menciptakan kohesi sosial untuk mencegah adanya ketimpangan ekonomi.
“Jangan sampai yang kaya menjadi kaya sendiri dan juga sebaliknya. Jika itu terjadi dan dibiarkan, kecemburuan bisa memicu radikalisme dan menjadi benih lahirnya terorisme,” tegas Puput.
Pelibatan aparatur kelurahan dan desa yang di dalamnya meliputi lurah, kepala desa, Babinkamtibmas dan Babinsa, juga diharapkan melahirkan kekompakan dalam menghadapi ancaman terorisme. Kepada mereka BNPT memberikan pembekalan bagaimana membangun kewaspadaan dini.
“Mereka (pelaku terorisme, red.) ada di tengah-kita kita. Kewaspadaan mutlak selalu dikedepankan, jangan tercerai-berai menghadapinya, karena terorisme merupakan musuh bersama,” pungkas Puput. [shk/shk]