Jakarta – Keterlibatan perempuan sebagai pelaku aksi teror mendapatkan perhatian serius dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Tahun ini BNPT akan menggelar rembuk nasional dengan meggelorakan semangat “Perempuan sebagai Pelopor Perdamaian”.
Fahrudin, pendamping bidang Pemberdayaan Pemuda dan Perempuan Subdit Kewaspadaan BNPT, mengatakan rembuk nasional ini akan melibatkan perwakilan organisasi keagamaan , guru, dan kelompok pemberdayaan perempuan sebagai narasumber dan peserta.
“Seluruh masyarakat Indonesia terkaget-kaget mengetahui ada perempuan terlibat sebagai pelaku terorisme. Oleh karena itu kami terpanggil untuk melibatkan perempuan dalam pencegahan terorisme,” kata Fahrudin di Jakarta, Selasa (7/3/2017).
Untuk narasumber, lanjut Fahrudin, ada beberapa nama aktifis perempuan yang dilibatkan. “Antara lain Ibu Henny Supolo, Mbak Dwi Rubiyanti, dan Farida Mahri yang terkenal aktif di kegiatan pemberdayaan dan pendidikan kelompok perempuan,” katanya. Kegiatan rembuk nasional ini sendiri akan digelar dengan metode pemaparan materi narasumber, yang disambung dengan dialog dua arah.
Kegiatan rembuk nasional “Perempuan sebagai Pelopor Perdamaian” ini memiliki maksud untuk mesosialisasikan kemajemukan di Indonesia agar dilihat sebagai kekayaan bangsa, sehingga menjadikan kalangan perempuan terhindar dari pemikiran eksklusif dan terhindar dari ajakan menjadi pelaku terorisme.
“Goal setting dari kegiatan ini adalah membentuk majelis kebangsaan perempuan, yang di akhir giat akan melaksanakan aksi solidaritas antigerakan radikal terorisme,” jelas Fahrudin.
Dari serangkaian kegiatan yang dilaksanakan, timbal balik yang diharapkan adalah kemampuan kalangan perempuan untuk menyebarluaskan pemahaman tentang korelasi antara cinta tanah air dan perempuan di kelompoknya masing-masing. [shk]