BNPT Dorong Masyarakat Rapatkan Barisan Cegah Terorisme

Kupang – realitas yang terjadi di masyarakat saat ini, ada anggapan yang salah tentang terorisme, yakni bahwa paham kekerasan ini dipelihara oleh pihak tertentu. “Pertanyaannya, siapa yang pelihara terorisme?” demikian ungkap Kepala Biro Umum BNPT, Drs. Anwar Sanusi MT, M.M dalam Dialog Pelibatan Masyarakat Dalam Mencegah Paham Radikal-Terorisme Melalui Perspektif Sosial dan Budaya di Provinsi Nusa Tenggara Timur, hari ini, Kamis (09/06/16).

Dalam paparannya, Karoum BNPT menyampaikan bahwa terorisme adalah musuh bersama. Paham kekerasan ini bukan bagian dari agama, karenanya keberadaan terorisme harus dilawan. Untuk melawan penyebaran dan bahaya radikalisme dan terorisme, ia menyebut masyarakat harus bersatu dan rapatkan barisan. Salah satu hal penting yang harus dilakukan untuk merapatkan barisan itu ialah dengan memberikan pemahaman yang baik dan benar terkait radikalisme dan terorisme, utamanya bahwa kedua paham agama itu bukan bagian dari ajaran agama apapun, ia murni kejahatan.

“Bahkan terorisme sudah termasuk dalam kejahatan luar biasa (extra ordinary crime),” tegasnya.

Sebagai badan negara yang bertanggungjawab terhadap penanggulangan terorisme, BNPT telah melakukan berbagai upaya untuk memastikan bahwa paham kekerasan itu tidak mengganggu stabilitas masyarakat. Dua hal utama yang dilakukan BNPT terangkum dalam strategi hard approach dan soft approach yang konsisten dilakukan BNPT untuk menanggulangi terorisme di negeri ini.

Meski demikian, pria yang sebentar lagi memasuki masa pensiun ini mengingatkan bahwa terorisme memiliki bahaya yang amat besar, karenanya upaya penanggulangannya harus dilakukan secara serius. Masyarakat harus terlibat aktif dalam upaya penanggulangan ini, khususnya dalam bidang pencegahan.

“Pencegahan bisa dimulai dari lingkup keluarga, para orang tua hendaknya mulai mengawasi anak-anaknya, khususnya terkait kegiatan mereka di dunia maya. Terorisme banyak menyebarkan paham terornya melalui internet,” jelasnya.

Sebagai penutup, Karoum menegaskan bahwa terorisme memang sangat berbahaya, namun demikian, ia yakinkan peserta bahwa paham kekerasan itu bisa dilawan dan dikalahkan.