Singkawang – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kalimantan Barat, Kamis (5/4/2018), menggelar kegiatan Penguatan Aparatur Kelurahan dan Desa dalam Pencegahan Terorisme di Kota Singkawang. Letak Singkawang yang menjadikannya daerah perlintasan harus diimbangi dengan kewaspadaan masyarakatnya terhadap radikalisme dan terorisme.
“Di sini banyak terjadi interaksi antara warga setempat dengan warga negara kita yang menjadi tenaga kerja di luar negeri. Interaksi ideologi juga bisa terjadi di situasi ini, yang jika tak diwaspadai dengan baik bisa bermetamorfosis mengarah ke aksi terorisme,” kata Kepala Seksi Partisioasi Masyarakat Subdirektorat Pemberdayaan Masyarakat BNPT, Letkol (Laut) Setyo Pranowo, S.H., M.M., dalam sambutan pembukaannya.
Menghadapi situasi tersebut, lanjut Setyo, aparatir kelurahan dan desa harus terlibat aktif dalam upaya pencegahan. “Berikan pengetahuan tentang bahaya radikalisme dan terorisme, terjun langsung ke sekolah dan kampung-kampung. Jangan berikan celah radikalisme dan terorisme berkembang di Singkawang,” tegasnya.
BNPT dengan dibantu oleh FKPT hingga saat ini terus melaksanakan upaya pencegahan penyebarluasan radikalisme dan aksi terorisme, di antaranya dengan melibatkan mantan narapidana terorisme sebagai pemateri. Pada tahun 2017 lalu sebanyak 19 mantan narapidana terorisme dilatih secara khusus agar memiliki kemampuan menerangkan ke masyarakat tentang bahaya radikalisme dan terorisme.
“Tapi apa yang kami lakukan tidak akan maksimal tanpa bantuan Bapak dan Ibu sekalian sebagai aparatur di pemerintahan paling rendah. Bapak dan Ibu yang dalam keseharian memiliki kesempatan lebih besar melaksanakan deteksi dini,” urai Setyo.
Sekretaris Daerah Kota Singkawang, H. Bujang Sukri, dalam kesempatan yang sama menyampaikan ucapan terimakasihnya sekaligus apresiasi kepada BNPT dan FKPT atas kegiatan yang dilaksanakan. Kemajemukan yang ada di Singkawang diakuinya tak lantas memantik radikalisme, meski juga disebut dibutuhkan upaya-upaya kongkrit untuk merawatnya.
“Kegiatan ini kami harapkan mampu meningkatkan kesadaran aparatur kelurahan dan desa dalam menjaga kemajemukan yang ada. Kemajemukan di Singkawang adalah anugerah, bukan musibah,” kata Bujang.
Bujang menambahkan, terorisme merupakan permasalahan yang dipicu oleh keyakinan menyimpang, pelakunya ci antaranya memiliki ciri-ciri intoleran dan mengggunakan cara-cara kekerasan dalam mencapai perubahan yang diinginkannya. “Pada kesempatan ini saya ingin mengajak kita semua untuk melalui mewaspadai radikalisme dan terorisme. Mari terlibat aktif di pencegahannya,” tutupnya.
Kegiatan Penguatan Aparatur Kelurahan dan Desa dalam Pencegahan Terorisme dilaksanakan oleh BNPT dan 32 FKPT se-Indonesia di sepanjang tahun 2018. Sebagai pemateri, BNPT dan FKPT menggandeng perwakilan dan Kementerian Dalam Negeri dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). [shk/shk]