Surabaya – Sudah hampir 5 bulan Komisaris Jenderal Boy Rafli Amar dilantik menjadi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), menggantikan Komisaris Jenderal Suhardi Alius. Di bawah kepemimpinannya, BNPT akan dibawa semakin ke hulu permasalahan terorisme dengan memperkuat pencegahan.
Demikian disampaikannya saat memberikan sambutan di kegiatan penguatan literasi masyarakat bertajuk ‘Ngopi Coi: Ngobrol Pintar Cara Orang Indonesia’ di Surabaya, Rabu (21/10/2020). Pada kegiatan bertema “Indonesia adalah Kita” yang digagas oleh BNPT dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Timur itu, Boy Rafli menyebut sudah saatnya penanggulangan terorisme diperkuat di upaya pencegahan.
“Kita tidak akan lagi menunggu peristiwa terorisme terjadi, yang mana itu merupakan ranah penegakan hukum,” kata Boy Rafli.
Di hadapan aparatur kelurahan dan desa yang terdiri dari kepala desa, lurah, Bhabinkamtibmas, Babinsa, pendamping desa, staf humas, dan awak media massa pers, Boy Rafli menegaskan penguatan literasi sebagai bagian dari pencegahan terorisme yang bertujuan melindungi masyarakat dari informasi-informasi tak benar. Ia menegaskan potensi sebaran informasi tak benar yang bisa menggiring masyarakat pada ideologi radikal terorisme di Indonesia sangat besar, karena catatan pengguna media sosial sangat tinggi.
“Ada seratus dua puluh juta pengguna media sosial di Indonesia. Artinya para pemilik akun itu berpotensi mendapatkan informasi-informasi yang bermuatan ideologi radikal terorisme. Di sinilah kenapa literasi sangat urgent dilaksanakan,” tambah Boy Rafli.
Mantan Wakil Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri ini juga mengatakan, literasi sangat diperlukan utamanya untuk melindungi generasi muda sebagai pengguna terbesar mesia sosial. “Dengan memperkuat literasi kita juga menyelamatkan generasi muda yang merupakan target utama perekrutan oleh jaringan pelaku terorisme,” tegasnya.
Dialog penguatan literasi, masih kata Boy Rafli, juga bertujuan memberikan petunjuk ke masyarakat bagaimana menghindari informasi-informasi keliru yang tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai luhur yang dimaksudnya adalah kemampuan mengaktualisasi diri bersedia menerima adanya perbedaan dengan orang lain di lingkungannya.
Selain dihadiri oleh Boy Rafli, dialog penguatan literasi ‘Ngopi Coi’ ini juga dikuti oleh Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT, Direktur Pencegahan BNPT, Inspektur BNPT, Kepala Subdirektorat Pemberdayaan Masyarakat BNPT, Kepala Badan Kesbangpol Provinsi Jawa Timur, dan Ketua FKPT Jawa Timur. Hadir sebagai pemateri di kegiatan itu di antaranya mantan Ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo.
“Sebuah kehormatan bagi Jawa Timur di mana kegiatan pencegahan terorisme dihadiri secara langsung oleh Kepala BNPT. Kami di FKPT akan terus berkomitmen membangun dan memperkuat kemitraan dengan masyarakat untuk terus menjalankan pencegahan terorisme,” pungkas Ketua FKPT Jawa Timur, Hesti Armiwulan.