Bengkulu – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bersama Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Bengkulu menggelar kegiatan Diskusi Film dan Lomba Video Pendek bagi Siswa SMA/Sederajat di Hotel Grage Bengkulu (13/11/2019). Acara dengan tema “Satu Indonesia” ini melibatkan seratusan peserta dari siswa SMA/Sederajat di kota Bengkulu dan sekitarnya.
Diskusi yang berlangsung selama satu hari ini menghadirkan narasumber Kepala Subdirektorat Pengawasan BNPT H.M. Chairil Anwar, S.H. Dalam pemaparannya beliau menyampaikan radikalisme sebagai pintu masuk ke arah terorisme itu banyak macamnya, berserta ciri-cirinya, agar dapat dikenali oleh para pelajar.
“Sekarang tidak bisa mencirikan seseorang itu radikal terorisme hanya dari cara berpakaian, tapi lebih kepada pemahaman, sikap, dan tindakan” tegas Chairil ketika menjawab pertanyaan peserta. Pria yang kerap dipanggil pak haji ini menambahkan bahwa ciri khas dari kelompok radikal terorisme bisa dilihat mulai dari pemahaman yang intoleran dan ingin melakukan perubahan sistem sosial politik secara mendasar, misalnya mengubah dasar negara, dengan drastis bahkan menghalalkan kekerasan, baik melalui aksi nyata maupun di social media.
Ketua FKPT Bengkulu dalam sambutannya yang dibacakan oleh Sekretaris FKPT Bengkulu Ir. Usman Yasin, M.Si., menyoroti bagaimana kelompok radikal terorisme sangat aktif menyalahgunakan media sosial sebagai sarana propaganda dengan sasaran anak muda.
“Oleh karena ini generasi muda harus dibekali supaya tidak mudah terpengaruh, bahkan melawan propaganda radikal terorisme khususnya di dunia maya, misalnya lewat video yang nantinya diunggah di youtube”.
Lomba Video Pendek
Terkait seleksi lomba video pendek telah terkumpul enam belas video pendek karya siswa SMA/Sederajat di Bengkulu. Video tersebut akan dinilai dari sisi substansi, durasi, kesesuaian dengan tema, dan pesan yang disampaikan. Tiga video untuk maju ke tingkat nasional mewakili pelajar Bengkulu telah dipilih oleh para juri yang terdiri dari Ratrikala Bhre Aditya (asisten sutradara film populer AADC 2), Sofian (finalis lomba video dokumenter eagle award), dan Miftarul Ilmi, M.Si., (Kabid Pemuda dan Pendidikan FKPT Bengkulu).