Sentul – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) pada tahun 2017 mendapatkan formasi 60 Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Dari formasi yang tersedia jumlah pelamar sebanyak 14.917 dan setelah melalui serangkaian tes dan seleksi akhirnya 60 orang berhak untuk bergabung menjadi CPNS dilingkungan BNPT.
Pada tahun 2018 ini, BNPT kembali mendapatkan formasi sebanyak 89 yang akan mengisi berbagai jabatan. Kepala Biro Umum BNPT Brigjen Dadang Hendrayudha selaku Sekretaris Penerimaan CPNS BNPT 2018 menjelaskan untuk tahun ini pemerintah membuka peluang bagi lulusan S1, S2 dan D3 secara nasional sebanyak 238.015 yang terbagi menjadi 2. Khusus untuk tingkat pusat sebanyak 51.271 kemudian tingkat 1 dan 2 kurang lebih 186.744.
“Ditingkat pusat BNPT adalah satu dari 76 K/L yang mendapatkan jatah formasi calon PNS di 2018 sebanyak 89 orang.” ujarnya di Sentul, Selasa (16/10/2018).
Pada tahun ini ada beberapa perubahan dalam sistem rekrutmen. Oleh karenanya untuk memperjelas mekanismenya, BNPT mengundang Badan Kepegawaian Nasional (BKN) untuk mensosialisasikan bagaimana mekanisme dalam tes administrasi, karena tes administrasi dipertangungjwabkan kepada masing-masing institusi yang mendapatkan jatah formasi CPNS.
Mantan Kasubdit Kontra Propaganda Deputi 1 tersebut mengatakan kesempatan bertemu dengan BKN digunakan untuk memperjelas masalah tersebut, termasuk kendala calon pelamar yang begitu susah untuk mendaftar. Ternyata kendala yang ada dari sistem khususnya dari bandwidth yang ada sehingga wajar jika hari-hari pertama pendaftaran agak susah, karena orang sedang banyak-banyaknya yang mengakses.
“Namun demikian alhamdulillah semua dapat teratasi sehingga hari-hari menjelang penutupan lebih mudah diakses, sehingga jumlah pelamar sampai batas waktu yang telah ditentukan tanggal 15 pada jam : 23.55 jumlah pendaftar sebanyak 9031 orang.” ujarnya.
Pembukaan pendaftaran CPNS secara online telah dimulai dari tanggal 26 September sampai 9 Oktober yang kemudian diperpanjang dari 15 oktober 2018. Pada tahun Tahun 2017 dari 60 formasi, jumlah pelamar mencapai 14.917. untuk tahun ini sampai dengan semalam waktu batas penutupan tanggal 15 Oktober 2018 jam : 23.55 jumlahnya sebanyak 9031 pelamar. Jika dilihat secara kuantitas ada penurunan jumlah pelamar CPNS di BNPT dibandingkan tahun lalu.
Penurunan jumlah pendaftar secara kuantitas tersebut diakui Dadang karena beberapa faktor. Pertama, di 2017 hanya pusat saja yang membuka sehingga pelamar dari seluruh wilayah berebut untuk masuk mendaftar di pusat. Untuk tahun ini tersebar karena di tingkat 1 dan 2 juga dibuka sehingga ini juga menjadi salah satu faktor penyebab turunya pelamar.
Faktor kedua, tahun ini BNPT dinaikkan grade-nya. Petunjuk dari Menpan RB di dalam persyaratan tidak disebutkan akreditas karena melanggar HAM, namun diperbolehkan berinovasi sehinga BNPT mematok pada 2 tempat. 1 masalah IPK khusus untuk negeri 3.0 dan swasta di angka 3,2 dan satu lagi dimasukkan Toefl.
Dengan menyadari perkembangan zaman yang semakin serba terbuka, di samping itu memang core business BNPT yang mengkoordinasikan terkait penanganan terorisme yang bukan hanya di dalam negeri namun juga luar negeri. Karena itulah, penting sekali untuk penguasaan bahasa asing.
“Harapannya, dengan menjadikan IPK dan Toefl menjadi patokan kita tidak perlu kuantitas atau banyak namun yang kita cari adalah orang yang mempunyai IPK yang tinggi, yang pintar dan mudah untuk menyesuaikan dengan institusi BNPT yang pekerjaanya begitu kompleks, itulah yang melatar belakangi BNPT menaikkan grade-nya.” ujarnya.
Dengan peningkatan grade inilah, Dadang, mengharapkan personel yang akan bergabung adalah orang-orang pilihan dan punya kemampuan yang baik. Tidak hanya persoalan kapasitas dan skill tetapi juga memiliki attitude yang baik dan kemampuan bahasa yang baik sehingga dapat mengikuti tugas dari BNPT.