Bandar Lampung – Hasil penelitian Litbang Kementerian Agama yang menunjukkan adanya peningkatan aktifitas keagamaan yang cenderung eksklusif dan tertutup di beberapa kampus di Indonesia diduga menjadi sarana penyebarluasan paham radikal terorisme. Mengantisipasi hal tersebut, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) berupaya melakukan pencegahan dengan melibatkan langsung Lembaga Dakwah Kampus (LDK).
“Tahun ini kami akan menggiatkan dakwah di kalangan mahasiswa, mensyiarkan Islam Rahmatan Lil ‘Alamin yang oleh beberapa pihak disalahartikan sebagai ajaran radikal terorisme,” kata pendamping bidang Agama, Pendidikan, dan Dakwah Subdit Kewaspadaan, Herisyal Natsir Putra.
Untuk melaksanakan kegiatan tersebut, BNPT akan melibatkan beberapa pihak sebagai narasumber, antaralain Kasubdit Kewaspadaan BNPT, Andi Intang Dulung, Wakil Rektor 3 UNILA, Prof. Dr. H. Aom Karomani, M.Si, Pakar Ahli BNPT/Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Prof. Dr. Azyumardi Azra, M.A., Amin Mudzakir, M.A. , Peneliti LIPI dan mantan teroris Nasir Abbas.
“Metode kegiatan yang akan diterapkan adalah pemaparan materi dan dialog dua arah. Kami buka kesempatan tanya jawab antara narasumber dan peserta, agar pemahaman tentang Islam yang benar dapat tersanpaikan dengan baik,” jelas Herisyal.
Kegiatan pelibatan LDK dalam upaya pencegahan penyebarluasan paham radikal terorisme di kalangan mahasiswa, lanjut Herisyal, akan dilaksanakan merata di 32 provinsi, dengan menggandeng Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) di daerah. “Kegiatan perdana dilaksanakan di Lampung, dan akan dibuka oleh Kasubdit Kewaspadaan, Ibu Andi Intang Dulung,” ujarnya.