Magelang – Kelompok radikal diketahui telah menggunakan media da’i untuk menyebarkan propaganda kekerasan dan permusuhan, karenanya diperlukan upaya nyata untuk membendung hal itu. Hal ini pula yang melatari BNPT untuk melakukan dialog “Pelibatan Dai dalam Program Islam Damai untuk Pencegahan Radikalisme dan Terorisme”, hari ini, Selasa (31/05/16), di Magelang, Jawa Tengah.
Dalam kegiatan ini BNPT menggandeng praktisi dakwah dari The Nusa Institute untuk memberikan pembekalan kepada para da’I, khususnya dalam hal pencegahan penyebaran radikalisme-terorisme. Terlebih, seperti disampaikan oleh Mas’ud Halimin, perkembangan arus radikalisasi di indonesia cukup signifikan. terbukti dari beberapa masjid khususnya di kota-kota besar dikuasai oleh kelompok ini.
“Mereka sangat massif dalam menyebarkan ajarannya. loyalitas mereka sangat tinggi terhadap organisasinya. Hal ini, tidak bisa kita atasi hanya dengan menyalahkan pahamannya. tapi kita perlu strategi khusus dalam penggulangannya” sambung anggota dari The Nusa Institute itu.
Para dai, khususnya dari kelompok NU dan Muhammadiyah serta kaum moderat harus lebih proaktif dalam menyuarakan Islam Rahmatan Lil Alamin. Hal ini parus pula diimbangi oleh kesediaan golongan moderat untuk membaca situasi terkini dalam membuat konsep dakwah. Sehingga ceramah yang disampaikan tidak hanya berisi copy-paste ayat-ayat suci, tetapi juga relevansinya untuk kehidupan masyarakat saat ini.
“Untuk mengatasi maraknya radikalisme dan terorisme di masyarakat, solusi dari masalah tersebut adalah para da’i harus menyebarkan sebanyak mungkin nilai dan ajaran Islam moderat, kuasai ruang ruang ide dan gagasan, lakukan counter-ideologi serta Persempit ruang ide dan gagasan kelompok radikal,” tutup Mas’ud.