Jakarta – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) mengapresiasi United Nations Office On Drugs and Crime (UNODC) yang mendukung upaya penanggulangan terorisme di Indonesia. Kepala BNPT RI Komjen Pol. Rycko Amelza Dahniel menyebut UNODC sebagai mitra penting yang memiliki kerja sama erat dengan BNPT RI.
“Kemitraan dengan UNODC telah berkontribusi melahirkan Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme (RAN PE),” ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (29/5/2023).
Hal tersebut ia sampaikan saat menghadiri Pertemuan Bilateral BNPT RI dengan Direktur Eksekutif UNODC Ghada Waly di Wina pada Jumat (26/5).
Jenderal polisi bintang tiga ini mengatakan UNODC juga ikut berperan dalam mendorong aksesi dan ratifikasi konvensi dan protokol terkait terorisme. Salah satunya melalui penyelenggaraan FGD yang melibatkan kementerian dan lembaga terkait di Indonesia untuk mendorong aksesi Protected Persons Convention (IPP Convention/1973) dan the Hostage Taking Convention (1979).
Selain itu ia juga mengapresiasi kesempatan yang diberikan UNODC Indonesia terhadap 2 staf BNPT yang saat ini diperbantukan di UNODC.
“Hal ini dipandang penting bagi BNPT dalam rangka memperkuat kapasitas personal dalam bekerja dengan organisasi internasional,” katanya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif UNODC Ghada Waly menekankan pentingnya edukasi dan peran tokoh agama dalam upaya penanggulangan terorisme.
“Edukasi dan peran religious leaders dalam penanggulangan kejahatan terorisme penting dalam upaya penanggulangan terorisme,” ujarnya.
Sebagai informasi, kemitraan BNPT RI dengan UNODC tidak hanya terjalin dengan UNODC Headquarters di Wina. Akan tetapi juga dengan kantor regional Bangkok dan UNODC Indonesia melalui berbagai program di antaranya SEAN-PVE Network, STRIVE Juvenile, FTF Frontline and Cross-Border activities, serta Chemical Weapons Terrorism.