Jakarta – Langkah pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dalam menjalankan program deradikalisasi untuk menekan paham radikalisme dan terorisme di masyarakat terus berlanjut.
Setelah membangun membangun masjid dan ruang kelas di Pondok Pesantren Al-Hidayah, Sei Mencirim, Kec. Kutalimbaru, Kab. Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (24/2/2017) lalu, kini BNPT juga akan melanjutkan program serupa.
Kali ini BNPT akan membangun Taman Pendidikan Al-Quran (TPA) yang berada di belakang Masjid Baitul Mutaqin, Desa Tenggulun, Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan. Lokasi TPA tersebut tepat berada di samping kediaman Ustadz Ali Fauzi Manzi yang tidak lain adalah mantan kombatan jaringan kelompok radikal yang juga adik kandung dari terpidana kasus bom Bali I, Amrozi dan Ali Imron.
Sebelum pembangunan TPA itu dimulai, Kepala BNPT Komjen Pol. Drs. Suhardi Alius, MH dan Direktur Perlindungan BNPT, Brigjen Pol. Drs. Herwan Chaidir, menyempatkan diri untuk meninjau lokasi rencana tempat TPA tersebut akan dibangun pada Rabu (8/3/2017) lalu.
Alumni Akpol tahun 1985 dan rombongan ini tiba di rumah ustadz Ali Fauzi pukul 14.30 wib, Selain disambut langsung oleh Ali Fauzi, kedatangan Kepala BNPT tersebut juga disambut langsung oleh ustadz Khozin dan Ustadz Sumarno yang merupakan pengasuh Ponpes Al Islam Tenggulun dan warga sekitar lainnya. Mereka tampak antusias dan senang terhadap rencana Kepala BNPT untuk membangun TPA tersebut.
“Awalnya mereka ragu-ragu dan banyak yang bicara ke Ali Fauzi, bahwa nggak mungkin saya hadir langsung kesana (Lamongan),” ujar Kepala BNPT yang saat ini masih berada di Brussel, Belgia untuk bertemu delegasi Counter Terrorisme Uni Eropa dalam pesan mesengernya, Minggu (19/3/2017).
Namun keraguan itu sirna, setelah pria yang pernah menjabat Kabareskrim Polri itu tiba di kediaman Ali Fauzi. “Tapi begitu melihat saya datang, hampir semuanya peluk saya. Artinya mereka merespon dengan baik dan mau menjadi orang baik,” ujar pria yang pernah menjadi Kapolda Jawa Barat dan Kadiv Humas Polri ini.
Keraguan warga sekitar tentang rencana kehidiran Kepala BNPT tersebut bukan tanpa sebab. Maklum selama ini lingkungan daerah sekitar selama ini dikenal sebagai daerahnya kelompok radikal. Bahkan warga yang menyambut kedatangan Kepala BNPT tersebut ada yang baru keluar dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) dalam kasus tindak pidana terorisme.
Setelah tiba di lokasi dan bersalaman dengan warga sekitar, pria kelahiran Jakarta, 10 Mei 1962 ini meninjau lokasi rencana pembangunan TPA dengan didampingi para warga sekitar. Usai meninjau lokasi pembangunan dan membicarakan masalah design dan teknis bangunan, Kepala BNPT menyempatkan diri untuk melakukan sholat Ashar di Masjid Baitul Mutaqin yang berada di lokasi tersebut.
Saat sholat Ashar inilah momen yang sangat mengharukan kembali terlihat. Kepala BNPT didaulat untuk menjadi imam sholat ashar sedangkan para makmum sholat adalah mantan dan juga keluarga mantan teroris. Ini menunjukkan kepercayaan yang sudah pulih antara pemerintah yang diwakili BNPT dengan berhasil merebut hati mereka.
“Ini sekaligus menunjukkan penghargaan yang tinggi dari mereka kepada pemerintah. Saya sendiri sampai terharu,” ujar Kepala BNPT menceritakan.
Usai sholat Ashar, Kepala BNPT kembali menyempatkan diri untuk beramah tamah dengan warga sekitar di rumah Ali Fauzi. Skitar pukul 16.00 WIB Kepala BNPT beserta rombongan meninggalkan kediaman Ali Fauzi menuju Surabaya untuk selanjutnya kembali menuju Jakarta. Kunjungan Kepala BNPT tersebut berjalan dengan tertib, lancar dan aman.
Turut hadir pula dalam kunjungan tersebut Wakapolda Jawa Timur Brigjen Pol Gatot Subroto, Kapolres Lamongan AKBP Juda Nusa Putra dan para jajarannya. Jika tidak ada halangan pembangunan TPA tersebut akan mulai dilaksanakan pada akhir bulan Maret ini. Pembangunan TPA tersebut rencananya akan berlangsung selama 3-4 bulan kedepan.