BNPT Ajak Masyarakat Ternate Waspadai Munculnya Generasi Terorisme Baru

Salah satu ancaman terbesar terorisme saat ini adalah munculnya generasi terorisme baru, mereka adalah anak-anak dan para saudara pelaku aksi teror yang sudah ditanami pemahaman-pemahaman agama yang keras sejak usia dini. Karenanya diperlukan perhatian dan pendampingan khusus kepada anak-anak tersebut agar dikemudian hari mereka tidak mewariskan pemikiran-pemikiran radikal. Hal ini disampaikan oleh direktur pencegahan BNPT, Brigjen Pol. Drs. H. Hamidin dalam kegaiatan dialog pencegahan radikalisme dan terorisme bagi tokoh agama di provinsi maluku utara.

Dalam kegiatan yang dilaksanakan di gedung Velliya ternate ini, Direktur pencegahan juga menekankan pentingnya memberikan pendidikan agama yang baik, yakni yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai keadilan dan kemanusiaan. Hal ini dikarenakan fakta bahwa para kelompok teroris selalu menggunakan simbol-simbol agama dalam tiap aksi teror yang mereka lakukan agar masyarakat mengira bahwa kekerasan itu adalah bagian dari perintah agama.

dalam konteks terorisme di Indonesia, simbol agama yang sering digunakan oleh kelompok terorisme adalah simbol dari agama Islam, “Padahal agama Islam tidak pernah mengajarkan kekerasan, justru agama ini berisi ajaran-ajaran kasih sayang dan keadilan” ungkapnya.

Meski demikian, negara tetap mengedepankan pendekatan yang sifatnya halus (soft approach) dalam menangani masalah radikalisme dan terorisme. Bukan lantaran negara telah lunak dengan kedua hal di atas, tetapi pendekatan ini dipilih karena hal itu akan memberi kesempatan kepada negara untuk melakukan re-edukasi dan rehabilitasi kepada pelaku aksi terorisme, sehingga mereka dapat kembali ke jalan yang benar.

Selain melakukan deradikalisasi terhadap para pelaku aksi terorisme, Hamidin juga menjelaskan peran negara yang secara aktif juga melakukan pendekatan kepada keluarga para teroris. Hal ini dilakukan agar mereka terhindar dari pemikiran-pemikiran radikal yang berpotensi melahirkan aksi-aksi teror di tengah-tengah masyarakat.

Ia juga menyatakan bahwa dengan program di atas, Indonesia telah berhasil menjadi satu-satunya negara yang mampu untuk bukan saja membongkar jaringan terorisme, tetapi juga memutus rantai terorisme.