Banjarmasin-Peran mahasiswa sangat strategis dalam pencegahan paham radikal-terorisme. Memupuk sifat toleransi adalah peran yang harus diemban oleh para mahasiswa sebagaimana ditegaskan oleh Prof. Dr. Wahyu, Guru Besar Universitas Lambung Mangkurat, saat menjadi narasumber dalam kegiatan “Dialog Pelibatan Lembaga Dakwah Kampus dan Birokrasi Kampus dalam Pencegahan Terorisme” yang melibatkan 140 mahasiswa se-Kota Banjarmasin di Aula Rektorat Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Rabu (09/08/2017).
Selanjutnya, Wahyu meminta agar peran mahasiswa dalam pencegahan terorisme ditunjang oleh kebijakan birokrasi kampus.
“Tentunya peran mahasiswa harus ditunjang oleh kebijakan kampus agar paham eksklusif tersebut tidak mengakar di dunia kampus, khususnya di kelompok organisasi internal kampus”.
Selain dari kebijakan, Dekan FKIP ULM ini menegaskan kearifan lokal menjadi bagian yang sangat penting dalam penguatan pencegahan. Untuk itu, mahasiswa harus bisa mengemban amanah ini bukan hanya tanggung jawab personal, tapi ini adalah tanggung jawab dari NKRI.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Prof. Hamdan Juhanis Guru Besar UIN Salahuddin Makassar dengan mengajak mahasiswa untuk meningkatkan jiwa kebangsaan dan berkontribusi dalam menjaga keutuhan bangsa, khususnya dari ancaman terorisme. Hamdan mengharapkan mahasiswa kreatif dalam melakukan pencegahan terorisme, agar tidak mengakar dalam dunia kampus dan masyarakat.
“Cerdas di dunia maya salah satu kreatifitas yang harus dikembangkan oleh mahasiswa, termasuk dalam mengcounter propaganda kelompok radikalisme dan terorisme lewat media sosial,” jelas Hamdan.
Di akhir paparannya Hamdan menyampaikan kelompok terorisme berasal dari generasi muda dikarenakan banyak yang salah asuh, dan dari guru yang tidak jelas keilmuan agamanya. Ekslusif, ekstrim, dan radikal adalah paham yang dihasilkan oleh guru yang hanya memiliki pemahaman agama yang dangkal.