Jakarta – Badan Intelijen Negara (BIN) menduga pelaku bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar pernah berbaiat ke ISIS. Apalagi pelaku memang masuk daftar pengejaran aparat keamanan karena termasuk bagian dari kelompok terduga teroris yang ditangkap di Makassar beberapa waktu lalu.
“Indikasi adanya aksi terorisme di Makassar sudah termonitor sejak 2015, mengani adanya dugaan ratusan jemaah dibaiat oleh ISIS di Sudiang, Sulawesi Selatan,” ujar Deputi VII BIN, Wawan Purwanto dalam keterangannya, Senin (29/3/2021).
Menurutnya, pelaku memang dalam pengejaran aparat keamanan. Hal ini merespon terjadinya aksi teror yang diduga dilakukan oleh dua pelaku bom bunuh diri.
“Pelaku Kasus bom bunuh diri di gereja katedral hari ini sebelumnya memang dalam pengejaran aparat keamanan,” kata Wawan.
Ia mengakui, meski telah dilakukan penangkapan masih ada beberapa yang belum tertangkap dan terus dalam pengejaran. Dia tak memungkiri, terduga teroris yang diamankan diduga merupakan mantan organisasi tertentu.
“Penangkapan sejumlah pelaku teroris di Makassar yang sebagian merupakan anggota dan simpatisan dari eks ormas tertentu terus didalami,” beber Wawan.
Menurutnya, pada awal Januari 2021 sebanyak sekitar 20 terduga teroris jaringan JAD ditangkap Polda Sulsel dan Densus 88, mereka terlibat pendanaan pelaku bom bunuh diri di Filipina, fasilitator pelarian Andi Baso terduga pelaku pengeboman gereja Oikomene Samarinda 2017.
“Mereka sudah melakukan persiapan fisik maupun kemampuan i’dad. Terduga teroris yg tertembak waktu itu diduga akan melakukan aksi bom bunuh diri,” terang Wawan.
Oleh karena itu, Wawan mengharapkan kejadian bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, Sulsel semoga cepat teratasi hingga ke akar-akarnya.
“Mengimbau masyarakat agar tenang, serahkan ke aparat penegak hukum untuk mengusutnya,” tandas Wawan.