Sigi – Kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora membantai satu keluarga yang terdiri dari empat orang di Desa Lembatongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulteng pada Jumat (27/11/2020).
Keempat orang yang tewas terdiri dari kepala keluarga bernama Yasa. Korban lainnya adalah istri Yasa, putri Yasa, dan menantu Yasa. Kondisi keempat korban sungguh mengenaskan. Ada korban yang dibakar hingga kepala ditebas.
Kapolda Sulteng Irjen Abdul Rakhman Baso meluruskan peristiwa pembunuhan satu keluarga yang beredar di media sosial Facebook. Dia menegaskan tidak ada gereja yang dibakar dalam peristiwa itu.
“Iya benar ada laporan kejadian beredar di Facebook. Cuma perlu diluruskan bahwa di antara yang dibakar tidak ada gereja,” kata Irjen Rakhman Baso, Sabtu (28/11/2020).
Menurut Rakman Baso, yang menjadi objek pembakaran oleh sekelompok orang tak dikenal hanyalah rumah yang biasa dijadikan tempat pelayanan umat. Dia kembali menegaskan bahwa yang dibakar bukan bangunan gereja.
“Informasi ini harus diluruskan, sebab sudah beredar di medsos FB (Facebook). Jangan sampai meluas hingga terjadi konflik isu SARA,” ujar Rakhman Baso.
Berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), pembunuhan diduga dilakukan kelompok MIT.
“Jadi dari hasil olah TKP serta keterangan saksi bahwa aksi sadis yang menyebabkan 4 orang warga Kecamatan Palolo tewas dilakukan oleh kelompok sipil bersenjata MIT,” kata Irjen Abdul Rakhman Baso, Sabtu (28/11/2020).
Dia mengatakan aparat gabungan TNI-Polri Satgas Tinombala kini mengejar kelompok tersebut sesuai petunjuk dari hasil olah TKP.
“Pengejaran terhadap arah pelarian pelaku yang sesuai dengan hasil olah TKP sementara dilakukan. Upaya untuk mempersempit area pelarian yang mengarah ke hutan di Palolo, terus dilakukan hingga saat ini,” tutur Irjen Abd. Rakhman Baso.
Dalam kesempatan terpisah, Kabid Humas Polda Sulteng, Kombes Didik Suparnoto, mengungkapkan pimpinan kelompok teroris MIT Ali Kalora juga ikut dalam kasus pembunuhan tersebut.
“Kalau keterangan dari saksi yang melihat, setelah ditunjukkan gambar-gambar dari (11) DPO itu, termasuk dari DPO MIT itu. Jadi setelah ditunjukkan foto-fotonya itu ada tiga yang dikenali, salah satunya adalah Ali Kalora,” kata Didik.
Didik menyampaikan Ali beserta anggota MIT melancarkan aksi teror beramai-ramai secara acak. Menurutnya, aksi tersebut dilakukan untuk menakut-nakuti masyarakat.
“Jadi mereka bergerak ramai-ramai. (Hubungan MIT dengan keluarga yang tewas) tidak ada, jadi mereka kadang-kadang suka melakukan aksi secara acak. Namanya teroris, jadi melakukan tindakan teror untuk menakut-nakuti masyarakat,” ujarnya.