Bertentangan dengan Pancasila, Hindari Eksploitasi Isu SARA Pada Pilkada 2018

Jakarta – Pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan Dr Emrus Sihombing, MSi meminta seluruh pihak menghindari isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) dalam perhelatan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018 mendatang.

Sebagai pilkada terakhir sebelum Pemilu 2019, menurut Emrus, Pilkada 2018 sangat strategis memenangkan Pilpres. “Sehubungan dengan itu, saya menduga Pilkada 2018 akan berlangsung ketat adu visi, misi, program dan sosok pasangan calon kepala daerah,” katanya kepada Damailahindonesiaku.com, Senin (25/9/2018).

Namun, sekalipun ketat harus menghindari politik eksploitasi SARA oleh semua pihak. “Untuk itu, lembaga-lembaga pemilu, Kemendagri, pemerintah daerah, semua partai dan teman-teman anggota DPR RI dan seluruh rakyat Indonesia, harus bersama-sama menolak komunikasi politik yang mengeksploitasi SARA dalam bentuk apa pun, tandas Direktur Emrus Corner itu.

Dikatakan, mengekspolitasi isu SARA bertentangan dengan nilai Pancasila, menunjukkan ketidakdewasaan politik, dan menunjukkan ketidakpercayaan diri para pelakunya.

“Kita berharap, persaingan antarpasangan calon kepala daerah sejatinya adu visi, misi, program. Bukan mengeksploitasi isu SARA sebagai komoditas politik, seperti terjadi di suatu daerah pada Pilkada 2017 yang baru saja berlalu,” kata dosen pascasarjana itu.