Surabaya: TNI memamerkan sejumlah alat utama sistem persenjataan (alutsista) dan peralatan tempur di halaman Kampus C Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Jawa Timur. Dalam kesempatan itu, TNI bekerja sama dengan kalangan akademisi Unair untuk menangkal kemunculan aksi terorisme.
Keramaian tampak di halaman kampus, Minggu 7 September. Mahasiswa berduyun-duyun menyaksikan sejumlah alat tempur yang ‘bersiaga’ di depan kampus. Warga di Surabaya pun turut menikmati pemandangan tak biasa di area kampus tersebut.
Satu per satu pendukung melihat-lihat alat tempur. Beberapa di antaranya yaitu mobil tank dan senjata api. Beberapa di antara pengunjung mengabadikan momen tersebut dengan kamera ponsel masing-masing.
Bukan hanya memamerkan peralatan tempur, TNI juga menjalin kerja sama dengan Unair untuk menangkal Bioterorisme. Alasannya, perang di era modern lebih canggih dan upaya penangkalannya membutuhkan orang yang benar-benar ahli dalam bidang teknologi.
“Salah satunya melalui pembuatan virus dengan menggunakan teknologi. Inilah bioterorisme yang harus segera disikapi. Bukan lagi perang terbuka menggunakan tank,” ujar Rektor Unair Moh Nasih.
Nasih mengatakan kalangan akademisi tengah melakukan penelitian ilmiah untuk menangkal bioterorisme. Menurut Nasih, hasil penelitian itu sangat bermanfaat untuk pertahanan negara.
“Sebagai akademisi, riset ilmiah inilah sebagai bentuk cinta dengan membela dan mempertahankan negara,” ujar Nasih.
Memang, aku Nasih, Indonesia aman dan tenteram. Namun, bioterorisme muncul dalam bentuk perkembangan teknologi.
“Unair ingin memulai penangkalan dengan melakukan riset yang telah dimiliki. Mahasiswa juga kami dorong membeli produk dalam negeri karena manusia kita sangat mampu dan berkualitas membuat sendiri,” imbuh Nasih.
Kepala Satuan Garnisun Tetap III/Surabaya Brigadir TNI Jenderal (Mar) R Gatot Suprapto menyambut kerjasama dua institusi itu. “Kerjasama ini harus kita kembangkan. Ini merupakan sinergi antara akadenisi dengan militer. Tentunya sangat membantu bagi negara,” ujar Gatot.
Gatot menerangkan, ilmu pengatahuan yang dipelopori akademisi sangat penting bagi militer. Jenderal bintang satu ini mencontohkan virus flu burung bukan penyakit biologis. Tapi, virus itu diciptakan untuk menghancurkan pertahanan negara.
“Jadi, penangkalnya juga mereka yang membuat, karena mereka juga tahu kelemahannya,” ujarnya.
Gatot menyatakan, salah satu usaha TNI adalah dengan membuka ameran alutsista ini di kalangan mahasiswa dan masyarakat umum. Harapannya, rakyat dan TNI selalu bersama menjaga keutuhan NKRI. “Ini juga dalam rangka peringatan HUT TNI yang ke 70,” pungkasnya.
Pameran berlangsung selama dua hari sejak Sabtu 5 September 2015. Puluhan peralatan perang dipamerkan dalam kegiatan tersebut. Beberapa di antaranya panser anoa lengkap dengan senjata pelontar granat kaliber 66 milimeter (MM), meriam M-48 buatan Yugoslavia dengan kaliber 76 mm, dan senapan SS1 V2 buatan Pindad.
Sumber : Metrotvnews.com