Berselancar di Dunia Maya, Letakkan Kepentingan Bangsa di Atas Pribadi

Kupang – Perkembangan teknologi saat ini telah menjadikan internet sebagai kebutuhan yang seakan tidak bisa ditinggalkan oleh sebagian besar masyarakat. Dalam penggunaannya, termasuk saat berselancar di dunia maya, masyarakat diingatkan untuk tetap menempatkan kepentingan bangsa di atas pribadi dan golongan.

Pesan itu menyeruak di kegiatan Literasi Digital sebagai Upaya Pencegahan Radikalisme di Masyarakat yang diselenggarakan oleh BNPT dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Nusa Tenggara Timur di Kupang, Rabu (29/8/2018). Adalah Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi NTT, Sisilia Sona, yang menyampaikannya di sambutan pembukaan kegiatan.

“NTT memiliki 1192 pulau, berada di antara 2 negara. NTT memiliki kerentanan terhadap radikalisme dan terorisme yang pelakunya saat ini sudah ikut memanfaatkan internet,” kata Sisilia.

Sisilia menukil pesan yang pernah disampaikan oleh anggota Dewan Pers, Jimmy Silalahi, bahwa internet saat ini sudah menjadi senjata baru jaringan pelaku terorisme, tidak hanya untuk berkomunikasi di antara mereka, namun juga melakukan perekrutan anggota baru dan menyebarkan damapka kengerian yang dihasilakn dari aksi yang dilakukan.

“Untuk itu penting kami ingatkan agar masyarakat tetap menempatkan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi dan golongannya saat berinternet, agar tidak terjebak di propaganda penyebarluasan radikalisme dan terorisme,” tegas Sisilia.

Sisilia menambahkan, radikalisme jelas adalah ancaman bagi keutuhan Indonesia, sementara terorisme adalah wujud nyata aksi yang harus diletakkan sebagai musuh bersama dalam menghadapinya. “Mari berlaku bijak dan cerdas dalam memanfaatkan internet,” tutupnya.

Kepala Seksi Partisipasi Masyarakat Subdirektorat Pemberdayaan Masyarakat BNPT, Letnan Kolonel (Laut) Setyo Pranowo, mengatakan literasi digital merupakan bagian dari pendekatan lunak yang dilaksanakan BNPT dalam pencegahan radikalisme dan terorisme.

“Terorisme tidak hanya bisa diatasi dengan kekerasan, dengan angkat senjata. Sebaliknya, kami meyakini pendekatan lunak adalah pilihan tepat dalam upaya pencegahan,” ungkap Setyo.

Dia juga mengingatkan peran strategis yang dimiliki masyarakat dalam membantu pencegahan radikalisme dan terorisme yang disebutnya tidak bisa diatasi sendiri oleh pemerintah dengan aparat keamanan yang dimilikinya. “Keikutsertaan masyarakat (dalam pencegahan) sangat penting. Dalam memanfaatkan internet misalnya, majulah di garda terdepan dengan memanfaatkan internet secara positif,” pungkasnya. [shk/shk]