Balikpapan – Radikalis dewasa ini, menganggap bahwa paham nya sendiri yang benar, selain kelompoknya dianggap salah, jika tidak sependapat dengan kelompoknya maka halal darahnya, hal ini diungkapkan oleh Prof. Dr. Syahrin Harahap, MA. Dalam paparanya ketika menjadi salah satu narasumber pada kegiatan Dialog yang di gagas oleh BNPT melalui FKPT Kalimantan Timur. Pada hari ini di Hotel Grand Tiga Mustika. Selasa, 23/08/2016.
“Densus 88 jika menembak teroris harus jelas, namun kalau belum jelas tangkap serahkan kepada Ustadz, radikal teroris sering tidak jelas, kelihatan seperti Ustadz namun ternyata teroris, karena mereka bersembunyi dibalik jubah agama untuk menyebarkan paham nya”. Ujarnya dihadapan para peserta dialog.
Menurut Syahrin, ada beberapa ciri kelompok radikal yang bisa dijadikan alat deteksi untuk mengetahui paham yang disebarkan antara lain, tekstualis dan kaku, ekstrim, fundamentalis, dan ekslusif, merasa paham nya benar, yang lain salah, selalu bersemangat mengoreksi orang lain, membenarkan cara – cara kekerasan dalam menegakkan/mengembangkan pahamnya, memiliki kesetiaan lintas negara, orang yang tak sepaham/sekeyakinan dikonstruksi sebagai musuh dan melakukan perang mati – matian terhadap yang tidak sepaham.
Paham radikalisme saat ini menyebar dikarenakan beberapa faktor antara lain, jarang sekali saat ini, rumah ibadah yang menanamkan militansi kepada bangsa dan negara, sehingga rumah ibadah banyak diambil alih oleh kelompok paham radikal, hal tersebut menjadi tanggung jawab bersama agar kembali menyebarkan Islam damai pada setiap pengajian atau khutbah oleh para pemuka agama.
Selain kekurang pedualian terhadap rumah ibadah, perkembangan media sosial adalah yang paling efektif dalam menyebarkan paham radikal, oleh karena itu media social menjadi senjata ampuh bagi penyebaran paham radikal, banyak sekali situs – situs radikalisme yang berseliweran di internet, ini tentu saja harus menjadi perhatian karena hampir semua lapisan masyarakat bersentuhan bahkan bergantung pada internet yang didapat dengan mudah.
Untuk mengantisipasi dan mencegah berbagai paham radikalisme terorisme berkembang di masyarakat, tentu saja BNPT tidak bisa bekerja sendirian, untuk itulah pentingnya melibatkan semua unsur di masyarakat terutama kalangan Da’I, Guru dan Mahasiswa sebagai ujung tombak yang bersentuhan dengan masyarakat setiap harinya.