Berkunjung ke Masjid  Istiqlal, Presiden Iran Singgung ISIS dan Islamophobia

Jakarta – Presiden Iran Ebrahim Raisi menyinggung soal kelompok radikal Negara Islam Irak Suriah (ISIS) dan isu islamophobia saat mengunjungi Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Rabu (24/5/2023).

Ebrahim mengatakan, ISIS adalah contoh gerakan radikal yang mengatasnamakan Islam tapi tindakannya justru bertolak belakang dengan ajaran-ajaran Islam.

“ISIS datang dari sebuah slogan lailahaillallah, benderanya adalah bendera islam dengan kata suci syahadat,” ujar Ebrahim dalam keterangannya, Rabu (24/5).

“Tetapi ISIS dengan kelompok yang sama, dengan slogan Islam kita melihat (mereka) dapat menarik sekian banyak pemuda-pemudi yang ditipu dan (melakukan) berbagai pembunuhan brutal (serta) dilaksanakan oleh kelompok yang keluar dari (nilai dan ajaran) agama ini,” sambung dia.

Ebrahim mengatakan, slogan yang digunakan ISIS adalah slogan Islam tetapi perilaku yang dilakukan jauh dari nilai agama Islam.

Ia menegaskan, pemahaman terkait radikalisme ISIS harus dipahami oleh seluruh umat Islam untuk mengetahui mana ajaran yang benar dan ajaran yang salah.

“Tentu saja, tidak memiliki mata di kepala adalah hal yang sulit, tetapi lebih sulit lagi adalah ketika kita tidak memiliki mata hati yang bisa membaca jalan nilai-nilai yang menentukan semuanya,” sambung dia.

Di sisi lain, Ebrahim juga menyinggung penyebaran isu Islamophobia yang semakin masif di dunia.

“Pihak musuh ingin menyebarkan Islamphobia di dunia, tiap musuh juga ingin meluaskan Islamphobia di tengah-tengah umat islam,” imbuhnya.

Dia berharap seluruh negara Islam bisa menjaga reputasi nilai-nilai Islam agar isu terkait Islamphobia bisa hilang dengan sendirinya.

Di akhir ceramahnya, Ebrahim berdoa agar umat Islam bisa diberikan kesadaran untuk menjalankan nilai-nilai agama Islam dan dijauhkan dari gerakan radikal dan Islamophobia.

“Maka dari itu semua doa yang bangsa muslim sampaikan setelah mereka melaksanakan sholat adalah agar Allah yang maha kuasa memberikan mata hati agar bisa membaca segala sesuatu, agar bisa diberikan kesadaran untuk menentukan jalan ke depan,” imbuh dia.