Mataram – Southeast Asia Press Alliance (SEAPA), organisasi jurnalis di Asia Tenggara, mendorong media massa pers lebih banyak memberitakan dampak atas kejadian terorisme dibandingkan aksinya.
“Jurnalis harus menggunakan empati ketika memberitakan peristiwa teror,” kata Presiden SEAPA, Eko Maryadi, saat menjadi pembicara dalam Diseminasi Pedoman Peliputan Terorisme dan Peningkatan Profesionalisme Media Massa Pers dalam Meliput Isu-isu Terorisme yang diselenggarakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme Nusa Tenggara Barat (FKPT NTB) di Hotel Puri Indah, Kota Mataram, Kamis (12/5/2016).
Eko nenambahkan, mengutip pesan mantan Perdana Menteri Inggris, Margaret Tatcher, jurnalisme yang dilakukan secara serampangan adalah oksigen publisitas yang membantu kemenangan pelaku teror dan ikut membantu menyebarluaskan teror baru.
“Di Indonesia jurnalisme memiliki ‘kitab suci’, yaitu Kode Etik Jurnalistik. Dan yang terbaru, Dewan Pers sudah mengeluarkan Pedoman Peliputan Terorisme sebagai panduan dalam melaksanakan peliputan dan penulisan berita aksi-aksi terorisme, patuhi aturan-aturan itu,” tegas Eko.
Salah satu bagian dari Pedoman Peliputan Terorisme, masih kata Eko, adalah dorongan agar jurnalis lebih menekankan pemberitaan atas dampak aksi-aksi terorisme dibandingkan peristiwanya.
“Jurnalis harus bisa menempatkan dirinya sebagai korban yang ikut merasakan dampak aksi terorisme. Jangan berikan porsi lebih terhadap aksinya, karena itu berarti media membantu menyampaikan pesan pelaku teror,” tambah Eko.
Hal yang sama disampaikan oleh Riyadi, koresponden SCTV di Mataram yang menjadi peserta kegiatan. Dia menceritakan pengalamannya meliput keluarga korban bom Bali I dan II, yang hingga saat ini masih merasakan trauma atas peristiwa tersebut. “Ketika mendengar dentuman mereka selalu terkaget-kaget. Itu salah satu contoh, bagaimana para korban yang menderita justeru sering dilupakan oleh media massa, padahal mereka yang merasakan dampak langsung terorisme,” ungkapnya.
Kegiatan Diseminasi Pedoman Peliputan Terorisme dan Peningkatan Profesionalisme Media Massa Pers dalam Meliput Isu-isu Terorisme, diselenggarakan oleh BNPT dengan tujuan mendorong media massa pers memberitakan kejadian teror dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku dalam Jurnalisme. Kegiatan yang digelar dengan menggandeng Dewan Pers ini akan diselenggarakan di 32 provinsi se Indonesia, menggandeng Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT).