Manila – Tentara Filipina berhasil membongkar persembunyian kelompok radikal pro-ISIS di sebuah pantai di kawasan Mindanao. Dalam operasi tersebut, aparat sempat melakukan kejar-kejaran dengan para militant sebelum akhirnya berhasil menembak mati pimpinannya atas nama Mohammad Jaafar Maguid dan mengamankan tiga orang lainnya.
Jaafar adalah pendiri dan pimpinan kelompok radikal pro-ISIS Ansarul Khalifa yang bermarkas di Filipina. Jaafar dan kelompoknya telah lama menjadi buruan aparat terkait sejumlah aksi teror di negeri tersebut.
“Dia dicari untuk sejumlah aksi pengeboman. Mereka menggunakan bom rakitan dalam aksinya dan telah menewaskan banya orang,” kata kepala kepolisian regional Mindanao, Cedric Train seperti dikutip dari kompas.com, Jumat (06/01/17).
Pada penggerebak sebelumnya, yakni pada November tahun lalu, aparat berhasil melumpuhkan delapan anggota kelompok Ansarul Khalifa, Jafaar sendiri berhasil lolos dari sergapan aparat yang membongkar persembunyian mereka di kampong halaman Jaafar di Palimbag, Mindanao, 1.000 kilometer sebelah selatan Manila.
Belakangan, kelompok ini mulai mengibarkan bendera ISIS di markas mereka sambil berharap keberadaannya diketahui dan diakui oleh ISIS. “Kelompok ini mengibarkan bendera ISIS di markas mereka. Mereka sangat ingin dikenali oleh ISIS,” tambah Train.
Kini setelah Jaafar tewas, aparat –sebagaimana diinstruksikan oleh menteri dalam negeri Ismael Sueno— diminta untuk meningkatkan kewaspadaan. Terutama terkait dengan kemungkinan adanya serangan balas dendam dari pada simpatisan dan pengikut Jaafar yang juga dikenal dengan julukan Komandan Tokboy itu.
Ansarul Khalifa memang telah lama menjadi incaran aparat, kelompok ini mendalangi sejumlah serangan teror di Filipina. Beberapa di antaranya adalah serangan yang menewaskan dua warga sipil di Mindanao pada 2008, pengeboman di Davao pada September tahun lalu yang menewaskan 15 orang, dan serangkaian perampokan dan kejahatan lain.