London — Istilah teroris islam dan jihadis dinilai memiliki dampak buruk terhadap hubungan masyarakat. Hal inilah yang mendasari Asosiasi Nasional Polisi Muslim (NAMP) Inggris yang tengah mempertimbangkan pencabutan istilah teroris Islam dan jihadis.
Istilah pengganti yang ditawarkan ialah pengikut aliran Osama bin Laden dan teroris penyalahguna agama atau teroris berdalih agama.
NAMP yang mengkaji penggantian istilah itu terdiri dari sekitar tiga ribu polisi Inggris. Kajian ini dilakukan dalam konferensi daring yang diarahkan Asisten Komisioner Polisi Neil Basu selaku kepala kebijakan anti terorisme.
Pengeboman London pada 2005 dan serangan ke Westminster, London Bridge serta Manchester Arena pada 2017 diklaim sebagai teroris Islam. NAMP meyakini penggunaan labelisasi saat ini cenderung memancing persepsi negatif, diskriminasi dan Islamofobia.
“Perlu perubahan dengan membedakan istilah yang punya kaitan langsung dengan Islam dan Jihad. Itu tidak membantu hubungan bermasyarakat dan keyakinan publik,” tulis NAMP dalam keterangannya yang dilansir Daily Mail, Senin (20/7/2020).
NAMP menyarankan penggunaan kata Arab, Irhabi daripada teroris Islam atau jihadis. Irhabi digunakan di Timur Tengah untuk menjelaskan orang yang punya paham radikal.
“Kata Jihad itu mengandung komplikasi dengan pengertiannya. Ada yang mengartikan jihad sebagai perjuangan agama dengan kekerasan,” tulis Namp.
Kepala Polisi Metropolitan Inggris, Superintendent Nik Adams, mengatakan diskusi virtual dilakukan demi memperluas perspektif penanganan teroris dengan meninjau bukti-bukti. Koordiantor unit deradikalisasi itu menyebut kegiatan ini menyertakan banyak elemen kepolisian agar opini luas dapat terdengar.
Sayangnya, belum ada kepastian kapan perubahan istilah itu dapat terjadi. “Kami belum ada rencana mengubah terminologi yang telah digunakan saat ini, tapi kami terbuka membahasnya,” ujar Adam.
“Penting menggunakan terminologi yang tepat untuk menjelaskan ancaman, tapi penting juga mengindari alienisasi (pengisolasian) masyarakat,” tutup Adam.