Denpasar – Ancaman terbesar radikalisme dan terorisme ternyata bukan terletak pada kerusakan infrastruktur dan kerugian materiil, lebih dari itu, terorisme mengancam rusaknya sendi-sendi kehidupan masyarakat, sehingga mereka tidak bisa lagi menjadi individu yang dapat bekerjasama untuk kebaikan bersama. Hal ini disampaikan oleh Kasubag TU Deputi 1 BNPT, Letkol Sus. Drs. Solihuddin Nasution saat memberi sambutan pada workshop video pendek BNPT di provinsi Bali siang ini, Rabu (19/07/17).
“Perlu dipahami bersama bahwa ancaman terbesar terorisme bukan hanya terletak pada aspek serangan fisik yang mengerikan, tetapi justeru serangan propaganda yang massif menyasar pola pikir dan pandangan masyarakat. Itulah yang lebih berbahaya,” terangnya.
Lebih lanjut ia menyebut perlunya bersikap cerdas dalam menggunakan teknologi informasi, utamanya internet. Sebab menurutnya, kemajuan teknologi di bidang informasi tersebut telah digunakan pula oleh kelompok radikal untuk menyebarkan propaganda dan agitasi permusuhan yang sasaran utamanya adalah generasi muda.
“Saat ini telah terjadi perang di Indonesia, namun bukan perang fisik menggunakan persenjataan perang militer, melainkan perang ideologi, perang Psikologi, perang teknologi, perang komunikasi, perang informasi dan perang propaganda yang dilakukan dengan menyebar berita-berita bohong,” jelasnya.
Terkait dengan santernya propaganda radikalisme dan terorisme di dunia maya, pejabat yang menguasai Bahasa Arab dan Inggris ini menyebut perlunya bersikap kritis dalam menerima setiap informasi. Kelompok teroris disebutnya menggunakan topeng agama untuk menutupi maksud jahat yang sesungguhnya. Jika tidak teliti, akan ada banyak orang yang tertipu dengan rayuan kelompok teroris ini.
Karenanya ia memberikan apresiasi tinggi atas terlaksananya workshop ini. Baginya, kegiatan ini merupakan langkah kreatif dan inovatif BNPT dalam menggalang kekuatan untuk mencegah terorisme. Ia pun menyebut bahwa keterlibatan anak-anak muda adalah salah satu kunci utama dalam kesuksesan pencegahan terorisme di Indonesia.
“Maju terus pemuda Indonesia, merdeka!” tutupnya.