Jakarta — Ancaman radikalisme mengintai masyarakat tanpa pandang bulu, terkini, kelompok radikal tidak lagi berkutat hanya pada pertemuan-pertemuan ekslusif antar anggota kelompoknya saja dalam menyebarkan pahamnya, mereka kini menggunakan sosial media untuk mencekoki masyarakat dengan paham kekerasan yang bertentangan dengan agama. Ini menjadi salah satu poin yang disampaikan kasubdit Pengawasan dan Kontra Propaganda BNPT, Letnan Kolonel Pas. Sujatmiko saat menghadiri Focused Group Discussion (FGD) bersama Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) di Jakarta hari ini, Rabu, (14/09/16).
Dalam FGD yang mengangkat tema “Agama Melawan Radikalisme” ini, Sujatmiko menekankan pentingnya kerjasama semua pihak dalam menanggulangi radikalisme yang telah menjadi ancaman nyata bagi masyarakat. Radikalisme sangat berbahaya karena menghalalkan segala cara, termasuk cara-cara kekerasan, untuk mencapai tujuan mereka.
“Sudah seharusnya kita sebagai umat manusia bergandengan tangan tanpa melihat suku, ras dan agama untuk bersama-sama dalam upaya pencegahan radikalisme agar tidak semakin berkembang di tengah-tengah masyarakat,” ujarnya.
Lebih jauh ia menjelaskan bahwa Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) telah menjalin kerjasama dengan semua stakeholder dalam upaya pencegahan paham radikal, badan ini juga telah menggandeng berbagai kementerian terkait guna menjalin kerjasama intensif dalam menanggulangi bahaya radikalisme dan terorisme.
Sementara itu, terkait terlaksananya kegiatan ini, pihak PGI yang diwakili oleh Pdt. Benhard Siagian menyampaikan respon positif atas FGD hari ini. Pihaknya berharap agar kedepan terjalin kerjasama antar kedua pihak sehingga penanggulangan terorisme dapat dilakukan secara lebih maksimal. Pertemuan ini sendiri dilakukan secara tertutup dengan dihadiri oleh 20 orang yang merupakan perwakilan komunitas lintas iman di Jakarta.