Bandung – Direktur Pencegahan BNPT, Brigjen. Pol. Hamidin menyebut bahaya pengaruh radikalisme dan terorisme benar-benar nyata. Terutama dengan perkembangan teknologi informasi seperti saat ini, ajaran kekerasan terorisme telah ada di ujung kaki.
Menurutnya, saat ini hampir semua orang, mulai anak-anak hingga berusia lanjut, telah akrab dengan gadget. Perangkat elektronik yang membuat berbagai jenis informasi keluar masuk begitu bebasnya itu disebut menjadi wadah untuk kelompok radikal-terorisme untuk mengembangkan dan menyebarkan ajaran jahatnya.
“Sekarang semua orang pakai gadget, anak-anak pun sudah banyak yang pandai bermain gadget, jika tidak berhati-hati, ajaran-ajaran radikal terorisme yang banyak disebar di dunia maya itu bisa masuk (ke pikiran penggunanya, red),” jelasnya.
Secara lebih spesifik, jenderal bintang satu ini menyatakan bahwa dunia maya telah digunakan oleh kelompok radikal-terorisme untuk bukan saja menyebarkan ideologi jahatnya, tetapi bahkan untuk melakukan identifikasi dan rekruitmen.
“Dulu, kelompok teroris melakukan identifikasi dan doktrinasi secara langsung. Mereka akan mencari orang-orang yang potensial untuk kemudian didoktrin dengan ajaran radikalnya. Mereka dijejali dengan ajaran-ajaran yang menyatakan bahwa melakukan serangan bom bunuh diri akan mengantarkan ke surga dan bertemu dengan bidadari.”
“Dulu hal itu dilakukan melalui pertemuan-pertemuan langsung, sekarang, semuanya bisa dilakukan lewat dunia maya,” lanjutnya.
Meski begitu, ia menyatakan bahwa propaganda radikalisme dan terorisme di dunia maya bisa dilawan. Dan hal inilah yang juga terus dilakukan secara intensif oleh BNPT, di mana badan negara ini aktif melakukan edukasi dan kontra propaganda di dunia maya.
Kini, dengan berkumpulnya para pegiat dunia maya Jawa Barat yang menjadi duta damai BNPT, ia tampak semakin optimis perang terhadap propaganda terorisme dapat berjalan secara efektif.