Jakarta – Kepala Hak Asasi Manusia (HAM) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Volker Turk mengecam pertanyaat Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich yang berkomentar untuk memusnahkah Palestina atas buntut insiden di Kota Huwara, Tepi Barat Palestina.
“Saya pikir Huwara perlu dimusnahkan,” ucap Smotrich (1/3). “Saya pikir negara Israel harus melakukannya,” tandasnya.
Menanggapi hal tersebut, Volker Turk, mengecam komentar pejabat Isral tersebut. “Pernyataan hasutan keerasan dan permusuhan yang tak terduga,” ucap Turk dihadapan Dewan Hak Asasi Manusia PBB di Jenewa.
Turk meminta kedua belah pihak untuk mematuhi komitmen de-eskalasi yang dicapai setelah pembicaraan untuk meredam kekerarasan di Yordania pada minggu lalu.
“Dalam waktu dekat, pemukiman di tanah yang diduduki harus diakhiri. Dan dalam waktu dekat, harus ada solusi dua negara,” ucap Turk seperti dikutip Al Jazeera (3/3/2023).
Berbagai negara menanggapi pernyataan kontroversional Menteri Keuangan Israel tersebut. Amerika Serika, salah satu sekutu dari Israel juga mengutuk secara terbuka atas aksi Smotrich tersebut.
“Itu tidak bertanggung jawab, tercela, menjijikkan,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat Ned Price kepada wartawan.
“Sama seperti kami mengutuk hasutan Palestina untuk melakukan kekerasan, kami mengutuk pernyataan provokatif ini yang juga merupakan hasutan untuk melakukan kekerasan,” tambahnya.
Tak hanya Amerika, hasutan yang dilontarkan Bezalel Smotrich tersebut juga ditanggapi oleh berbagai negara, seperti Arab Saudi, Prancis dan Qatar.
Kementerian Luar Negeri Saudi mengutuk pernyataan Smotrich dengan menyampaikan “penolakan total terhadap pernyataan rasis dan tidak bertanggung jawab seperti itu, yang mencerminkan kekerasan besar-besaran dan ekstremisme yang dilakukan oleh entitas pendudukan Israel terhadap saudara-saudara Palestina.”
Pemerintah Qatar juga menyampaikan kutukan keras, dengan menyebut komentar Smotrich sebagai “kebencian dan provokatif” dan menganggapnya sebagai “hasutan serius untuk kejahatan perang”.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Prancis juga mengutuk komentar tersebut sebagai “tidak dapat diterima, tidak bertanggung jawab dan tidak layak datang dari anggota pemerintah Israel”.
“Komentar-komentar ini hanya menyulut kebencian dan menyulut lingkaran kekerasan saat ini,” tambah pernyataan Kementerian Luar Negeri Prancis.
Kekerasan di Tepi Barat belakangan memang memanas usai militer Israel mengintensifkan serangan dan menewaskan lebih dari 60 warga Palestina sejak Januari lalu. Ketegangan semakin intensif setelah dua warga Israel tewas di Huwara, Tepi Barat. Atas buntut peristiwa tersebut, pemukim Israel dan Pasukan Israel melakukan penyerangan di Huwara, Tepi Barat Palestina.