Belasan Eks Napiter di Cirebon Deklarasi Pemilu 2024 Aman & Damai 

Cirebon – Belasan eks napi teroris (Napiter) bersama Pondok Pesantren (Ponpes) Salaf At-Thahiriyah melakukan deklarasi Pemilu 2024 Aman dan Damai di salah satu musala di Desa Warugede, Kecamatan Depok, Rabu (25/10).
Salah satu napiter inisial YF (53) menyatakan siap mendukung pelaksanaan Pemilu 2024 dengan aman dan tenteram, demi terciptanya kehidupan masyarakat yang sejahtera dan bermartabat. YF mengaku berkesan dengan acara deklarasi damai itu.
Karena dengan kegiatan ini, merupakan sebuah pengakuan yang baik dari masyarakat dan pemerintah yang memposisikan dirinya sebagai kelompok tertentu.
“Kami mendapat perhatian dan ini menjadi obat. Masyarakat dan pemerintah antusias dan mendukung keberadaan kami. Kami pun merasa selama ini tidak dikucilkan,” katanya.
Saat masih menjadi teroris dulu, kata mantan Amir JAD itu, ketika melihat Pemilu menjadi sebuah kesempatan untuk memecah belah masyarakat, dengan melalui menebar keburukan, fitnah dan lainnya.
Namun, setelah diamankan oleh Densus 88 dan menjadi napiter, dan kemudian dibina. YF akhirnya sadar, ilmunya tentang agama masih kurang.
“Selama perjalanan kami dibina menjadi perjalanan kontroversial. Kami baru menyadari di atas ilmu ada ilmu, ini pembuktian apa yang telah kami lakukan itu, karena ilmu kami masih kurang. Kami bersyukur telah disadarkan. Dan acara deklarasi tadi adalah komitmen kami,” jelasnya.
Tidak hanya diberikan pemahaman saja, ia mengaku bersyukur. Setelah menjadi eks napiter, pemerintah telah memberikan dukungan penuh. Bahkan, memberikan pembinaan sampai dengan dengan saat ini, kepada komunitas harapan berkah, yang terdiri dari eks napiter.
Sementara itu, Kasubnit Identifikasi dan Sosialisasi Densus 88 Mabes Polri, Kompol Satori mengatakan, kegiatan deklarasi pemilu damai tujuannya untuk membangun sinergisitas agar pelaksanaan situasi kamtibmas saat pemilu aman dan kondusif.
Di sela-sela deklarasi juga ada pembinaan yang dibahas dengan eks napiter. Materi yang dibahas, di antaranya tentang kaidah-kaidah demokrasi, dimana ada sebuah kewajiban masyarakat untuk mengikuti aturan yang ada. Salah satunya, memilih pemimpin yang amanah.
“Selama ini yang kami lakukan bersama stakeholder dan BIN. Merubah mainset mereka agar bisa kembali pada pemahaman moderat, bahwa Islam itu Rahmatan Lil Alamin. Islam hadir membawa kedamaian bagi umat manusisa,” katanya.