Amsterdam – Kementerian Pertahanan Belanda mengumumkan bahwa serangan udara yang dilancarkan pihaknya terhadap dugaan pabrik bom ISIS di Irak Utara pada 2015 lalu telah menewaskan sekitar 70 orang, termasuk warga sipil. Sebelumnya pemerintah Belanda tidak memberikan perkiraan rinci jumlah kematian di Hawija, dekat kota Kirkuk.
Dikutip dari Reuters, Senin (4/11), Menteri Pertahanan Belanda, Anna Bijleveld-Schouten mengirimkan surat ke parlemen yang menyatakan, pesawat jet tempur F-16 telah menjatuhkan bom ditempat tersebut. Belanda sendiri merupakan bagian dari operasi operasi kontra-terorisme pimpinan AS.
Sementara itu, belum dapat dipastikan berapa jumlah warga sipil yang tewas. Namun dalam surat itu menjelaskan, jumlah korban lebih banyak daripada yang telah diperkirakan.
Diketahui juga bahwa banyaknya korban diakibatkan adanya bahan peledak yang disimpan di gedung itu yang mengakibatkan kemungkinan besarnya ledakan. Padahal, intelejen Belanda sendiri melaporkan tidak ada warga sipil yang tinggal di daerah tersebut.
“Setelah serangan itu ada sejumlah ledakan sekunder dan lebih besar yang tidak dapat diantisipasi dari serangan sebelumnya pada target yang sama. Ini menyebabkan penghancuran sejumlah besar bangunan lain,” ujarnya.
Pada saat itu F-16 Belanda telah menerbangkan sekitar 2.100 serangan di Irak sebagai bagian dari koalisi anti-ISIS yang berlangsung antara Oktober 2014 hingga tahun 2018.