Jakarta – Pemerintah Belanda pada Kamis menyatakan akan melakukan penyelidikan atas serangan udara terhadap bangunan yang diduga menjadi markas ISIS di Irak utara pada 2016, yang menewaskan tujuh warga sipil.
Sebuah jet tempur F-16 milik Belanda, yang bergabung dalam operasi kontra-terorisme pimpinan AS, menjatuhkan bom pada 22 Maret 2016 yang menghancurkan sebuah bangunan di Mosul, yang diyakini sebagai markas kelompok bersenjata itu.
Namun, Kementerian Pertahanan Belanda menyatakan mereka menduga serangan tersebut malah menewaskan warga sipil setelah lembaga penyiaran Belanda NOS dan surat kabar NRC mengungkapkan temuan bahwa gedung itu dihuni dua keluarga yang tidak ada kaitannya dengan ISIS.
Menurut kementerian itu, mereka akan menerbitkan daftar lengkap berisi sekitar 2.100 serangan terhadap Irak dan Suriah oleh jet-jet tempur F-16 Belanda sebagai bagian dari koalisi anti-ISIS antara 2014 dan 2018.
Daftar lengkap tersebut termasuk tanggal, jam, kondisi cuaca dan jenis misi, serta kemungkinan kerusakan lain yang ditimbulkan di setiap serangan.
Pemerintah Belanda pada 2020 berjanji akan memberikan kompensasi kepada keluarga empat warga sipil yang tewas saat rumah mereka dibom oleh jet tempur F-16 milik Belanda di Mosul pada 2015.