Belajar dari Kasus Penembakkan Massal Rusia, Polri Siaga Satu
Antisipasi Terorisme Jelang Lebaran

Jakarta – Aksi terorisme berupa penembakan massal yang terjadi dalam
konser di Crocus City Hall, Kota Moskow, Rusia, Jumat (22/3/2024)
lalu, telah menewaskan sedikitnya 140 orang dan melukai 180 lainnya.
Aksi teror ini menjadi serangan yang paling banyak memakan korban jiwa
di Rusia, paling tidak dalam 20 tahun terakhir.

Aksi terorisme di Rusia ini membuat Kepolisian Negara Republik
Indonesia (Polri) bersiaga. Menurut kajian Polri, apa yang dilakukan
pelaku teror di Rusia bisa menjadi role model atau contoh atau panutan
kelompok terorisme di Indonesia.

Asisten Kapolri bidang Operasional (Asops) Irjen Verdianto Iskandar
Bitticaca mengatakan, dari kejadian di Rusia, pihaknya mengantisipasi
bahaya aksi terorisme di Indonesia. Terlebih saat ini masih dalam
suasana bulanĀ  Di mana nantinya akan memasuki momentum mudik Lebaran
hingga perayaan Idulftri 1445 Hijriah.

Irjen Verdianto Iskandar Bitticaca menuturkan, aksi terorisme yang
terjadi di Rusia dapat memicu para kelompok terorisme di Tanah Air
beraksi.

“Jadi memang sekarang isu terorisme lagi marak ya, apalagi kemarin
kejadian di Rusia dan memang kadang kala orang Indonesia pelaku-pelaku
teror memang ada,” ujarnya, Senin (1/4/2024).

“Kejadian di luar negeri ini menjadi role model pelaku-pelaku yang ada
di Indonesia,” sambung jenderal bintang dua itu.

Untuk mengantisipasi aksi terorisme ini, kata dia, Polri telah
melakukan pembahasan bersama Menkopolhukam.

“Itu juga kami antisipasi, kami sudah melakukan rapat koordinasi
dengan dipimpin oleh bapak Menko Polhukam beberapa waktu lalu sesaat
setelah ada kejadian di Rusia, jadi ini juga kami antisipasi,” ucap
Verdianto.

Adapun langkah-langkah antisipasi yang dilakukan, kata dia,
diantaranya memonitor jaringan teroris di Tanah Air.

“Teman-teman Densus, BNPT, dan semua teman-teman intelejen semua sudah
melakukan langkah-langkah antisipasi dan memonitor semua
jaringan-jaringan teroris yang ada di Indonesia,” katanya. (