Selama operasi penghancuran ISIS berlangsung, ada banyak anak-anak yang sebelumnya diculik dan telah dilatih untuk menjadi ‘teroris junior’ oleh ISIS berhasil dibebaskan. Mereka adalah anak-anak kecil yang telah dicuci otaknya dan dilatih untuk melakukan aksi teror, mulai dari cara menyembelih orang kafir, hingga meledakkan diri dengan bom.
Dikutip dari mirror.co.uk, Kamis (13/04/17), anak-anak yang kini telah keluar dari kamp-kamp pelatihan brutal ala ISIS itu saat ini mengalami kesulitan luar biasa untuk berintegrasi kembali dengan keluarga dan sanak saudaranya. Anak-anak ini otaknya sudah penuh dengan ajaran-ajaran kekerasan, dan hal itu disebut tidak mudah untuk begitu saja dihilangkan.
Sebuah keluarga di Yazidi bercerita betapa mereka sangat kesulitan untuk menghilangkan pengaruh ajaran ISIS dari kepala anaknya yang telah diculik dan dilatih ISIS selama 30 tahun. Anak itu, masih menurut keluarga yang menolak disebut identitasnya ini, telah diajari cara menyembelih tawanan dan menggunakan senjata. Anak berusia 7 tahun ini juga disebut kesulitan untuk menjalani kehidupan di keluarga normal. Ia tidak bisa duduk diam meonton film kartun atau bermain dengan saudara kandungnya.
Anak ini masih kerap menggumam akan segera mendapatkan senjata untuk ia tenteng. “Mereka mengajari kami bagaimana cara menyembelih orang, memegangi kepalanya lantas memotong lehernya dengan pisau,” ujarnya.
Bocah kecil yang belum memiliki nama ini diculik bersama dengan ibunya sebelum akhirnya mereka berdua dipisahkan oleh ISIS. Dalam sebuah interview dengan media lokal, sang ibu, yang juga telah berhasil dibebaskan, menceritakan bahwa anaknya dikirim ke kamp pelatihan dan mendapat pelatihan brutal khas ISIS. Anak-anak ini dipersiapkan untuk ikut perang ISIS ketika mereka sudah besar nanti.
Saat ini, pihak keluarga berusaha sangat keras untuk menghilangkan pengaruh ISIS dari kepala dan perilaku anaknya. Hingga saat ini dipercaya ada lebih dari 1000 anak-anak dari suku Yazidi yang telah mendapat materi pelatihan brutal ISIS.