Samarinda – Radikalisme dan terorisme yang membahayakan sendi-sendi kehidupan kerap diklaim sebagai bagian dari perintah agama, hal ini tentu saja tidak benar, sebab agama mengajarkan perdamaian, bukan permusuhan dan penghancuran. Untuk itu, sebagai lembaga negara yang fokus pada upaya penanggulangan terorisme, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melakukan berbagai cara untuk melawan radikalisme dan terorisme.
Seperti yang dilakukan hari ini, Sabtu (20/05/17). Melalui Forum Koordinasi Penanggulangan Terorisme (FKPT) Provinsi Kalimantan Timur, BNPT menggandeng sedikitnya 100 takmir masjid yang ada di Samarinda untuk bersama-sama mengamankan masjid dari bahaya radikalisme dan terorisme.
Bertempat di Ballroom Hotel Bumi Senyiur, Samarinda, BNPT menggelar kegiatan dengan tajuk “Jaga Masjid dari Pengaruh Radikalisme dan Terorisme.” Kegiatan yang dikemas dalam bentuk dialog interaktif ini menghadirkan Direktur Pencegahan BNPT, Brigjen Pol Ir. Hamli, M. E., mantan anggota jaringan terorisme, Kurnia Widodo., Wakil Ketua MUI Kalimantan Timur, Drs. K.H Sayid Alwy, AS., dan Rektor IAIN Kalimantan Timur, Dr. H.M Ilyasin, M.Pd.
Kegiatan ini ditujukan untuk meningkatkan kesadaran para takmir masjid terhadap bahaya radikalisme dan terorisme, termasuk upaya untuk melakukan pencegahan kedua paham kekerasan tersebut. Pelibatan takmir masjid dalam upaya pencegahan terorisme dilatari oleh fakta bahwa belakangan ini masjid mulai digunakan oleh kelompok/oknum tertentu untuk menyebarkan paham kekerasan.
Hal ini ditegaskan oleh Kurnia Widodo dalam paparannya, lelaki yang sempat terlibat dalam kelompok teroris ini menyebut bahwa masjid kerap digunakan sebagai ladang untuk menyebarkan ajaran-ajaran kekerasan dengan dalih pelaksanaan perintah agama.
“Masjid dipakai sebagai deklarasi baiat pada ISIS. Dengan kamuflase Tabligh Akbar tentang akhir zaman, konflik Suriah dan kekhalifahan, namun berisi promosi ISIS,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Pencegahan BNPT, Brigjen Pol Ir. Hamli, M. E. mengajak para takmir untuk memakmurkan masjid dengan hal-hal yang positif.
“Para takmir perlu untuk memakmurkan masjid. Gasibu (Gerakan Sehari Seribu) sangat positif untuk kepentingan masjid dan ini akan mampu menghidupkan masjid,” jelasnya.
Ia meminta agar para takmir meningkatkan kerja bagusnya dalam mengelola masjid, baik sumber dana maupun pengurusnya. Hal ini dipandangnya mampu menjaga masjid dari bahaya radikalisme dan terorisme.