Damaskus – Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung Amerika Serikat (AS) memulai serangan terhadap kantong terakhir kelompok ISIS di Irak dan Suriah di wilayah timur Suriah, pada Sabtu (9/2/2019).
Pertempuran ini bertujuan untuk membasmi sisa sisa terakhir dari “kekhalifahan” kelompok radikal itu di wilayah SDF.
Presiden Donald Trump, yang berencana untuk menarik pasukan AS keluar dari Suriah, mengharapkan pengumuman paling cepat minggu depan bahwa koalisi pimpinan AS yang beroperasi dalam mendukung SDF telah merebut kembali semua wilayah yang sebelumnya dipegang oleh kelompok ISIS.
Daerah kantong dekat dengan perbatasan Irak dan terdiri dari dua desa, meskipun ISIS juga masih memiliki wilayah di bagian Suriah yang sebagian besar di bawah kendali pemerintah Suriah yang didukung Rusia dan Iran.
Dikutip dari Reuters, Pejabat SDF, Mustafa Bali mengatakan serangan itu sebagai “pertempuran terakhir”. Dia kemudian menulis di Twitter bahwa serangan itu telah dimulai dan kantong ISIS tersebut akan “segera dihapus”.
“SDF telah menangani 10 hari terakhir dengan sabar karena lebih dari 20.000 warga sipil dievakuasi dari kantong ISIS yang dikepung,” ujar Bali.
Baca juga : 27 Anak Militan ISIS Di Irak Dipulangkan Ke Rusia
Pejabat senior SDF, Redur Xelil mengatakan pasukan berharap untuk menguasai daerah itu pada akhir Februari. Tetapi dia memperingatkan bahwa ISIS akan terus menimbulkan ancaman “besar dan serius” bahkan setelah wilayahnya diambil alih.
Dua sumber keamanan AS mengatakan para pakar top pemerintah AS sangat percaya bahwa pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi masih hidup dan mungkin bersembunyi di Irak.
Dipelopori oleh milisi Kurdi YPG, SDF telah menjadi mitra utama AS di Suriah dan telah mengusir kelompok isis dari wilayah utara dan timur selama empat tahun terakhir.